Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Peperangan Batin

6 Juni 2020   05:34 Diperbarui: 6 Juni 2020   05:44 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/peperangan/photo:doc.pri

"Mas Anan cukup bahagia menikah denganku" Gischa memotong kalimat Lintang.

"Tapi itu sebelum aku lumpuh. Setelah aku lumpuh, aku tidak lagi bisa menjadi istri yang sempurna."  

Lintang menatap sahabatnya, ia paham..melihat bagaimana kesabaran Anan merawat Gischa dalam mencintai perempuan itu memang luar biasa.

"Setelah peristiwa malam itu di Masjid Rumah Sakit, Mas Anan banyak berubah. Sikapnya makin sabar, hatinya makin lembut. Bahkan makin hari ibadahnya juga makin baik. Cintanya pada Allah juga makin total. Mas Anan tak pernah mengeluhkan sedikitpun tentang kondisiku." Kali ini ada nada sedih dalam ucapan Gischa.

"Aku terus menjalani Fisioterapi dengan support dari Mas Anan. Namun Allah kembali mengujiku. Sekitar dua tahun yang lalu di saat aku mulai bisa berjalan dengan alat bantu,  dokter menemukan benjolan semacam tumor pada tulang belakang. Tumor itu memang bisa diangkat, tapi aku kembali lumpuh bahkan makin parah dari sebelumnya."

"Ya Allah, Gischa." Lintang makin erat menggenggam tangan Gischa.

"Saat itu Mas Anan memang masih berkecimpung dalam dunia riba, bekerja sebagai sales dealer mobil, dan sesuai janji Allah, Dia sendiri yang akan memerangi mereka yang bermain riba. Rupanya Allah benar-benar ingin membersihkan keluarga kami dari noda, dengan ujian melalui sakitku."

Air mata Lintang mulai menggenang, dipeluknya Gischa hingga ia bisa merasakan betapa berat jalan yang harus di lewati untuk bertahan dalam ketaatan pada Rabb-Nya.

"Mas Anan bertekat untuk hijrah sebenar-benarnya hijrah. Ia tinggalkan pekerjaannya yang sedang berada di puncak karir, saat penghasilan sedang bagus-bagusnya, demi ketaatan pada Allah, demi meraih cinta-Nya."

"Kamu sudah melewati rintangan yang begitu berat, kamu harus yakin kamu bisa melewati rintangan selanjutnya. Bukankah doktermu bilang kamu akan sembuh?" Lintang melepas pelukannya, membiarkan Gischa menghirup segarnya udara pagi yang basah oleh embun.

"Tang, seorang laki-laki adalah makhluk yang sulit memendam hasrat kelaki-lakiannya. Mas Anan sudah bersabar delapan tahun."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun