Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Peperangan Batin

6 Juni 2020   05:34 Diperbarui: 6 Juni 2020   05:44 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Belum sih, Mbak. Tapi saya mau pulang, ini lho badan saya kok rasanya capek banget."

"Mbak Dewi sakit?" Lintang meraba tangan Dewi, demamnya lumayan tinggi. Lalu membuka panci bubur yang masih tersisa banyak.

"Boleh saya beli buburnya, Mbak?" tanya Lintang. Ia tak yakin untuk apa bubur sebanyak itu, tak mungkin juga ia menghabiskan. Lintang cuma ingin menolong Dewi, perempuan itu  butuh ke dokter.

"Oh.. monggo, Mbak. Mau dibungkus apa gimana?"

"Hmm.. saya ambil mangkok aja ya, Mbak." Lintang masuk mengambil tiga buah mangkok, menyerahkan pada Dewi.

"Gula sama kelapanya jangan dicampur! Biar nggak cepat basi." Perempuan itu mengangguk lalu menyiapkan bubur dengan cekatan, dalam sekejab bubur telah berpindah ke dalam mangkok.

"Ini Mbak, monggo."  

"Oya.. Terima kasih." Lintang mengeluarkan tiga lembaran berwarna merah.

"Mbak, ini buat buburnya," kata Lintang sambil menyerahkan satu lembaran merah.

"Dan ini buat ke dokter. Mbak Dewi harus ke dokter, kalau masih sakit besok jangan jualan dulu." Lintang memasukkan dua lembaran merah ke saku Dewi.

"Waduh..! Ini terlalu banyak, Mbak. Saya jadi nggak enak sama Mbak Lintang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun