Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matinya Seekor Tikus

15 September 2023   07:30 Diperbarui: 20 September 2023   07:46 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rasakan, laki tua bangka!"

***

"Bangsat! Bajingan tengik! Kubunuh kau tikus busuk!"

Bukan amarah lagi. Tapi amuk di pagi hari. Poltak tak bisa terima perangkapnya zonk. Bawang merahnya digegogoti, daun pintu dikerati, dan pohon jahe dirobohkan.

"Ini penghinaan!" teriaknya sambil membersihkan meja kaca dari taburan suvenir tahi tikus.

"Hahaha, kau kalah, laki tua bangka!" Dari atas plafon, tikus biang gaduh itu terbahak-bahak. Puas hatinya.

"Kenapa ngamuk-ngamuk." Berta bertanya dari dalam kamar tidur.

"Tikusnya tak ketangkap! Malah makan bawang, merusak pintu dan pohon jahe!"

"Yah, berarti kamu kalah cerdas, sayang."

Tambah terhina Poltak dibilang kalah cerdas dari tikus. "Walaupun itu benar, tak usahlah ditegaskan." Poltak sakit hati. 

"Beli lem tikus saja. Beri umpan teri Medan goreng. Pasti dapat itu tikus."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun