Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #094] Sepasang Kupu-kupu di Tepi Danau Toba

4 Juli 2022   20:12 Diperbarui: 4 Juli 2022   20:40 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Itu berarti congok!" tukas Poltak tanpa dosa. Semua tergelak.  Jonder sampai tersedak.

Ramai celoteh dan gelak-tawa. Makan bersama di siang hari itu menjadi arena suka-ria.  

Mulut-mulut kecil anak-anak bekerja cepat. Mengunyah dan menelan tanpa jeda. Menandaskan nasi di periuk, arsik mujair di belanga, dan sayur daun singkong di panci.

"Anak-anak, ayo, berterimakasih sekalian pamit pada ompung baoa dan ompung boru. Kita bermain dulu di pantai.  Setelah itu pulang."

"Olo, Gurunami."  Anak-anak berebutan menyalami ayah dan ibu mertua Guru Arsenius serta Tulang Dabutar. "Mauliate, Ompung."  "Mauliate, Tulang." Anak-anak mengucapkan terimakasih.  "Nauli, amang. Nauli, inang. Horas ma da."  Mertua Guru Arsenius mendoakan anak-anak selamat semua.

Anak-anak menghambur seperti sekumpulan gelatik ke pantai Tomok.  Pantai yang masih asli. Tidak berpasir.  Tapi asri oleh rerumputan, semak rendah, dan aneka perdu kecil berbunga. 

"Ayo, mandi-mandi!" Jonder memang provokator. Dengan cepat melepas baju lalu, masih mengenakan celana pendek,  terjun  ke air danau.  

Anak-anak laki lain terprovokasi.  Ikut terjun ke dalam danau.  Kecuali Poltak yang tak tertarik mandi siang bolong,celananya basah, Alogo yang tak ingin  dan Bistok yang tak bisa berenang.  

"Hei! Anak-anak!  Jangan ke tengah! Di pinggir saja!" Guru Arsenius berteriak mengingatkan. 

Dia agak khawatir.  Murid-muridnya itu belum punya pengalaman berenang di danau berombak. Mereka hanya terbiasa berenang di sungai, tebat, atau di pea, situ.

Anak-anak perempuan memetik bunga-bunga liar di tepi pantai.  Mereka tak tertarik mandi atau berendam di air danau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun