Berta tersenyum. Manis, sangat manis. Â Seakan berkata, "Ya, aku mengerti, Poltak."Â
Poltak tersenyum, membalas. Dia sedikit lega, walau tak yakin Berta sungguh mengerti. Sebab dia sendiri tak mengerti apa yang telah dikatakannya.Â
Tapi Poltak tidaklah salah. Dia hanya belum tahu saja. Â
Setahun sebelum perbincangan Poltak dan Berta di pantai Tomok itu, Edward Norton Lorenz, ahli meteorologi dan matematika Amerika telah merumuskan teori efek kupu-kupu. Â
Kata Lorenz, sebuah kepakan sayap kupu-kupu di Brazil dapat menyulut tornado di Texas. Nah, persis sama seperti pikiran Poltak, bukan? (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H