Mohon tunggu...
Cerpen

Seharian, Penjual Cilok, dan Cita-cita Basi

26 November 2018   20:05 Diperbarui: 26 November 2018   23:13 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

P: haahh..?!

Politik satu hal.. prosesnya hal berbeda lagi. Parto sebenarnya seorang yang tangguh dan berprinsip.. hanya saja dia tak menyangka energi dan keterampilannya juga dikuras.. tidak saja untuk kegiatan.. melainkan juga untuk mencari makna yang paling tepat dan aman dari serangkaian komunikasi manifest maupun laten yang dialaminya di kiri kanan atas bawah lingkungan orang-orang yang berinteraksi di partainya.

Sewaktu ingin bertemu Nita untuk pertama kalinya.. Arif harus menunggu lama di ruang tunggu partai dimana Nita menjabat karena masih dalam perjalanan. 

Ruang tunggu yang asri.. tidak terlalu luas tapi rapi... 3 pot ukuran jumbo ditanami bunga gelombang cinta.. cukup besar.. masing-masing ditaruh di pojokan berbeda.. tidak jauh dari ujung kanan kiri kursi-kursi satuan yang berseberangan dengan sofa yang cukup lebar.. sementara televisi idle ke hadapan dari kiri sofa itu. Banyak ruangan.. mungkin ada 5.. ditambah beberapa ruang kerja lagi di lantai 2 nya..

15 menit berlalu.. Parto merasa lebih baik berada di luar ruangan.. sekalian melihat-lihat wilayah sekitarnya. Melewati halaman yang cukup luas.. keluar pagar.. disebelahnya terlihat ada warung.. warung kecil yang unik karena tampak permanen di rumahan.. tetapi seluruh area penyajian masih tersedia di gerobak.. walau ukurannya cukup besar.. tapi tetap saja gerobak itu bisa didorong atau dipindahkan ke area lainnya di halaman rumah itu.. warung mie keju korned 'BAROKAH'.. begitu tertulis.

Terlihat penjual dengan gaya yang sangat unik.. seorang pria.. berkulit gelap.. berkumis tebal.. kepalanya diikat dan dibalut kain.. mirip ulos. Balutan itu dibuatnya sedemikian rupa sehingga tampak menjulang di kepalanya.. dan sisanya memanjang ke bagian depan dadanya. Sementara bajunya seperti pakaian kasual pantai.. berumbai lengan pendeknya.. juga ujung depan belakangnya.. bermotif setengah batik.. terkesan etnik.. dan celananya bahan katun hitam. 

Penjual mie (Pm): mau pesan apa?!

Parto (P): mie.. hmmm.. yang paket komplit

Pm: baik

Tatapannya sangat dalam.. sesekali senyum menyungging di wajah penjual mie itu.. sepertinya suaranya tipikal bariton.. berat ya..

P: pak.. partai ini dah lama berkantor disini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun