“Nanti jadi bodoh kalau diperas-peras. Hehehehee....”
Malam memunculkan purnama. Tak biasanya. Iksan duduk tepekur di teras rumah sambil menikmati purnama nan cantik. Bulan, kasihan kau kini. Tak ada yang memperhatikanmu lagi. Anak-anak sudah terlalu sibuk dengan acara televisi dan meningggalkanmu sendiri.
“Tapi belum cukup.”
“Terus?”
Plak! Nyamuk yang sedang asik menikmati darah segar Iksan langsung tersuruk.
“Sialan!” kata Iksan sambil memencet nyamuk yang sudak setengah pingsan itu.
“Siapa yang sialan?” tanya Kak Risya yang mendadak sudah ada di samping Iksan.
“Kakak!”
“Lho, kenapa?”
“Datang kok tidak bilang-bilang!”
“Kamu tahu kenapa kakak datang?”