“Temanku,” kata Rodan.
“Kenapa mie-nya berantakan?”
“Dia sedang ikut membantu kita,” kata Rodan lagi.
Agar tak menjadi lebih curiga, Zaki pun menghampiri Rodan.
“Bawa ini ke dapur umum yang sebelah sana!” suruh Rodan,”Sekalian bereskan mi yang berantakan itu.”
Hati Zaki pun langsung bergetar. Rodan. Anak pemulung yang dulu pernah dianiayanya, sekarang telah menyelematkan dirinya. Zaki merasa dirinya lebih rendah dari pemulung itu. Bukan hanya kalah dalam salat berjamaah. Sekarang kalah dua kosong. Si pemulung itu, bahkan menjadi sukarelawan membantu dirinya saat dirinya justru mencoba mencuri.
“Kamu tak marah padaku?” tanya Zaki saat istirahat.
“Kenapa?”
“Aku kan pernah mengeroyokmu.”
“Semua itu kan sudah takdirku.”
“Kamu jadi sukarelawan?”