Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semua Sudah Takdir

19 Juli 2015   16:22 Diperbarui: 19 Juli 2015   16:22 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Eh, Rodan.  Kenapa kamu?” tanya Ustad Choiron.

“Pak Ustad kenal dia?” tanya Pak RW.

“Kenallah.  Dia kan sering ikut salat jamaah subuh,” kata Ustad Choiron.

Warga yang berkumpul di balai RW pun menjadi malu sendiri.  Terutama Zaki.  Tapi lain dengan yang lain, Zaki masih dendam dengan Rodan.   Pemulung yang telah membuatnyua malu itu.

Tadinya Zaki sudah bangga bisa menangkap pencuri. Tapi malah berakhir malu karena pemulung itu malah rajin salat di musola.  Zaki sendiri tak pernah ikut jamaah.  Apalagi jamaah salat subuh.  Jalan ke musola saja mungkin sudah lupa.  Hanya setahun dua kali.  Kalau ada idul Fitri atau Idul Adha.  Itu pun kalau salat id-nya tak diadaklan di lapangan. Kalau salat id-nya di lapangan, maka hitungannya betul-betul menjadi nol.

***

Lebaran menjelang.  Semua begitu bersiap menyambutnya.  Walau salah.  Seharusnya bukan lebaran yang disambut tapi bulan Ramadhannya.  Tapi semuanya sudah salah kaprah.    Lebaran yang dikejar-kejar.  Sehingga banyak yang menganggap tak perlu puasa, yang penting ikut lebaran.

Satu hari lebaran.  Itulah peristiwanya.  Semua pasti akan terus mengingatnya.  Sebuah kebakaran besar terjadi di Rw 22.  Hampir tiga Rt ludes terbakar.  Tak menyisakan apa-apa kecuali abu. 

“Kebakaran!”

“Apa?”

Semua orang kalang kabut.  Tak tahu apa yang harus dilakukan.  Semua hanya tahu urusannya sendiri.  Sehingga api pun semakin membesar.  Mobil kebakaran juga datang terlambat.  Pas datang juga menjadi rebutan warga sehingga penyemprotan tak efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun