Bunda masuk ke sebuah kamar. Ada seorang ibu di situ.
“Oh, Bu Diah. Silakan Ibu,” sapa ibu tersebut kepada Bunda dengan ramah.
“Bagaimana keadaannya?” tanya Bunda.
“Alhamdulillah sudah mulai pulih.”
Ternyata seorang bapak yang sedang sakit. Sepertinya memang teman Bunda. Hati Mocsya pun menjadi normal kembali. Lega. Bunda memang tak pernah bohong. Bunda selalu mengajarkan kejujuran.
Tak begitu lama. Hanya sebentar saja. Hanya bicara basa basi. Bunda pun pamit pulang. Mocsya tidak mengerutkan keningnya lagi. Sekarang sudah bisa tersenyum. Bahkan sambil menyanyi dalam hati. Mau tahu Mocsya menyanyi apa? Mocsya menyanyi lagu “Cicak-cicak Di Dinding”. Bukan lagu biasa, tapi dalam versi dangdut.
Terlalu senang. Senyum Mocsya juga terlalu lebar. Sampai-sampai seorang anak kecil yang berpapasan dengannya minggir ketakutan. Mungkin disangkanya Mocsya adalah salah satu penghuni bagian sakit jiwa di rumah sakit itu.
Ha ha haaaaaaaaaa!
Sampai di pintu rumah sakit dan hendak berbelok ke tempat parkir. Mocsya melihat ada rombongan anak-anak. Dan lebih aneh lagi, sepertinya Mocsya mengenali mereka. Apalagi anak yang memakai kaus pink. Ismi, ya, Ismi dan teman-temannya. Kok ada di sini? Tanya Mocsya dalam hati.
Bunda juga melihat mereka. Bunda memanggil Ismi. Bunda memang sudah kenal dengan Ismi. Ibu Ismi teman Bunda.
“Ismi!” panggil Bunda.