Chorunisa Ramadhani.
Nama lengkap dari Ica. Teman-teman sekolah lebih senang memanggil dengan panggilan Ica saja. Kata mereka sih, Ica itu kepanjangan dari “Idiiiiih ... Cantik Amat”. Itu kata teman-teman Ica lho, bukan kemauan Ica sendiri. Tapi Ica senang dengan panggilan itu. Siapa sih yang tak senang bila dibilang cantik?
Choirunisa Ramadhani.
Hari ini. Ya, pada hari ini seharusnya Ica merayakan ulang tahun. Tepat ulang tahun dengan lilin berjumlah lima belas. Yang juga berarti memasuki usia remaja. Usia yang penuh warna. Tawa. Bahagia. Tapi baru di hari yang pertama, di tahun kelima belas ini, Ica merasa tak bahagia. Tak ceria.
Semalam.
Ya, dari semalam memang Ica muram. Laksana langit biru yang selalu tertutup awan. Di awal Februari. Angin yang begitu kencang. Bahkan badai yang menurut BMKG akan semakin bergelora di Februari ini tak akan mampu mengusir mendung itu. Mungkin takdir bagi siapa pun yang lahir di bulan Februari. Akan dirundung kelaraan setiap ulang tahunnya tiba.
"Ica, besok jadi kan?" tanya Septi kemarin siang.
"Pastiiiii," jawab Ica.
Itu kemarin. Hasrat berkumpul teman hilang pagi ini. Ke sekolah saja tak ada hasrat, apalagi cuma makan-makan bersama teman.
Ica tak juga mampu menyingkirkan mendung di hatinya.
Padahal Ica hanya meminta hadiah ulang tahun yang agak beda. Masa iya, setiap tahun diberi hadiah boneka. Kamar tidur Ica juga sudah penuh dengan boneka-boneka itu. Ica kan bukan anak-anak lagi. Yang bisa ceria hanya dengan boneka.