Mohon tunggu...
Wisnu Hastama
Wisnu Hastama Mohon Tunggu... Hoteliers - Do i have to lose you too...

Belajar, mencoba, gagal, mencoba lagi dan lagi...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Cerita, Cinta, dan Senja

3 Juli 2019   23:09 Diperbarui: 4 Juli 2019   10:29 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"saya akan lebih malu pada diri saya sendiri karena anak saya mas wisnu. karena itu saya meminta tolong sama mas wisnu. karena saya percaya sama mas wisnu."

"tapi pak, bagaimana saya menikahi putri bapak jika saya tidak mencintainya?"

"karena itu saya minta tolong sama mas wisnu, hanya untuk status anaknya saja. setelah putri saya melahirkan, jika ingin bercerai tidak apa-apa mas wisnu."

"maaf pak Bagus, sepertinya saya perlu waktu untuk ini. karena ini acara sakral pak."

"baiklah, saya akan biarkan mas wisnu untuk berfikir. dan sekali lagi, saya hanya meminta tolong kepada mas wisnu. karena saya yakin mas wisnu adalah orang yang baik dan amanah." terang pak Bagus.

Dan malam itu, menjadi malam yang berat. entah kenapa otaku dan fikiranku seperti mati. tak ada tanda-tanda berfikir ataupun merasa. aku hampa, aku bagaikan mati suri. kucoba melupakan kejadian malam ini, tapi gagal. kucoba mengingat Carissa istriku, tapi gagal. entahlah, akupun tak tahu apa yang aku rasakan. aku cuman tahu satu hal, shalat istikharah. ya, itu yang harus aku lakukan...

Hari ini serasa berbeda, ya berbeda. aku merasa sepi, bingung, gundah gulana. apa yang harus aku lakukan. langkah kaki pun terasa begitu berat. tapi, hal seperti jangan sampai membuatku menjadi seorang pecundang yang takut akan bayang-bayang kekhawatiran dan hal-hal yang terkalut dalam fikiranku seseorang. jika ya, katakan ya. jika tidak, katakana tidak.

"heh, mas wisnu! nanti sore kita mau ke rumah sakit, jenguk istrinya pak bagus. kamu mau ikut bareng gak nih?"  tanya mbak winda yang duduk di seberang meja. aku menoleh dan bertanya "loh, istrinya pak bagus kenapa mbak ?"

"katanya sih jantungnya kumat lagi." jawabnya.

"kalian berangkat dulu aja mbak, nanti aku nyusul deh." jawabku ngeles.

Sore itu, sepanjang jalan bus yang kunaiki. aku masih seperti boneka tanpa nyawa. sejuta kebingungan menderai di otak dan fikiranku. tetiba suara lagi "perjalanan tak tergantikan" di speaker bus membuatku tersadar. pak Bagus dengan rasa percayanya padaku, dengan mengindahkan rasa malu dan kehormatannya datang padaku dan meminta pertolongan padaku. dan bukankah aku telah berujar bahwa jika aku mampu, aku akan membantunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun