Mohon tunggu...
Wisnu Hastama
Wisnu Hastama Mohon Tunggu... Hoteliers - Do i have to lose you too...

Belajar, mencoba, gagal, mencoba lagi dan lagi...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Cerita, Cinta, dan Senja

3 Juli 2019   23:09 Diperbarui: 4 Juli 2019   10:29 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"salah mas wisnu, jodoh itu gak bias di ukur dari hal seperti itu. kalo sampai akhir hayat masih Bersama baru itu namanya jodoh." ucapnya menerangkan .

"gitu ya pak ?"

"iya dong, lha istri mas wisnu kerja dimana ?" tanyanya sopan.

"maaf pak, istri saya sudah meninggal 10 Bulan  yang lalu." jawabku sopan.

"eh, maaf mas wisnu!" ucapnya kaget.

"iya pak, enggak kenapa-kenapa kok pak." jawabku ramah.

dan suasana kembali hening...

Biasanya, sore begini saya dan sang istri suka main ayunan di samping rumah sambal menghabiskan waktu berdua, bercerita tentang hariku dan harinya. tapi, itu akan menjadi sebuah cerita indah di kala senja. akupun menghela nafas dan mencoba bersikap seperti yang seharusnya. eh, apa kabar radio sekarang ya ? sore begini iseng iseng ku coba buat nyalain radio. sambal menunggu maghrib juga, walaupun masih agak lama sih. 


Oh, tiada yang hebat dan mempesona
Ketika kau lewat di hadapanku
Biasa saja...
Waktu perkenalan lewatlah sudah
Ada yang menarik pancaran diri
Terus mengganggu
Mendengar cerita sehari-hari
Yang wajar tapi tetap mengasyikkan
Kini terasa sungguh
Semakin engkau jauh
Semakin terasa dekat
Akan ku kembangkan
Kasih yang engkau tanam
Di dalam hatiku
Oh, tiada kejutan pesona diri
Pertama kujabat jemari tanganmu
Biasa saja...
Masa pertalian terjalin sudah
Ada yang menarik bayang-bayangmu
Tak mau pergi
Dirimu nuansa-nuansa ilham
Hamparan laut tiada bertepi

Tak terasa lagu "nuansa bening" membuatku terbayang ke masa lalu. masa dimana untuk pertama kalinya aku bertemu dengan istriku. seorang gadis yang berlari dengan sepatu, tas, dan bekal makanan, seorang gadis yang terjatuh, dan seorang gadis yang aku gendong untuk pertama kalinya. sungguh dalam hatiku merasa bahagia, walaupun ini cuman kenangan. aku pun tersenyum-senyum sendiri mengingatnya.

Benar kata orang tua jaman dahulu, bahwa jarak antara luka dan sembuhnya adalah sebatas kita mau memaafkan dan menerimanya. kalo kita terpaku pada hal-hal buruk, fikiran dan hati kita akan semrawut. tapi kalo kita menerima dan memaafkannya, kita terpaku pada hal yang indah dan baik, hati dan fikiran pun akan mengalir yang indah-indah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun