Setelah selesai makan pun pak Bagus mulai menjelaskan maksud kedatangannya.
"begini mas wisnu, sebenarnya saya kesini itu ingin meminta tolong sama mas wisnu." ucapnya membuka pembicaraan.
"Kalau saya bisa membantu, pasti akan saya bantu pak. kalau boleh tahu, pak Bagus ingin minta bantuan apa ya pak ?" tanyaku penasaran.
"begini mas wisnu, saya mempunyai 3 anak. dan anak saya yang kedua namanya Putri Wijayanti. saat ini, anak saya itu sedang hamil 3 bulan. dan pacarnya yang tidak bertanggung jawab itu katanya pergi keluar negeri. dan kedatangan saya ini, saya ingin meminta bantuan mas wisnu."
"ouw begitu, saya pasti akan bantu pak Bagus. kebetulan saya juga ada beberapa teman di perhotelan juga, dan masih lajang pula."Â
"bukan, bukan itu maksud saya mas wisnu."
"lantas bagaimana pak ?" tanyaku penasaran.
"begini mas wisnu, saya ingin meminta bantuan mas wisnu untuk menikahi putri saya itu. saya tidak ingin putri saya menikah dengan sembarang orang yang tidak tentu watak, sikap, dan tabiatnya. saya sudah gagal menjadi orang tua bagi putri saya itu sehingga jadi seperti ini. dan saya ingin membayar kesalahan itu dengan menikahkan putri saya dengan orang yang baik, dan orang yang saya percaya, yaitu mas wisnu." ucapnya menerangkan.
Bagai disambar kereta di siang bolong, saya kaget, benar-benar kaget. karena tak pernah terlintas dan terfikirkan akan seperti ini. bahkan tak pernah ada bayangan akan seperti ini. menikah dengan orang yang saya tak pernah tahu, kenal, bahkan mencintainya. apa itu mungkin ? akupun hanya bisa diam membisu. tak berkata sepatah hurufpun.
"bagaimana mas wisnu ?" tanya pak bagus dalam diamku.
"tapi pak, saya hanya karyawan rendahan, berpendidikan rendah, anak Yatim piatu. apakah itu nantinya tidak akan membuat keluarga pak Bagus malu?"