Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air & Api, Lahirnya Air dan Api

18 Desember 2018   11:19 Diperbarui: 18 Desember 2018   11:23 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laksamana Utara dan Putri Anjani berdiri bersisian sambil memandang Dyah Puspita, Ayu Wulan, Nyi Genduk Roban bergantian. 

"Nyi Genduk Roban, sudah lama kita tidak saling jumpa.  Lebih dari 20 tahun aku rasa.  Kamu masih tetap cantik seperti dulu." Laksamana Utara menyapa.

"Huntara, aku tidak menduga bisa bertemu denganmu di sini.  Angin apa yang membawamu ke pondok burukku ini?"

"Aku membawa pesan dari Ki Hangkara nyai.  Dia sangat berharap kau datang memenuhi undangannya pergi berkunjung ke Blambangan." Lanjut Laksamana Utara.

Nyi Genduk Roban menaikkan alis matanya,

"Untuk apa iblis jahat itu mengundangku?! Aku tidak ada urusan apapun dengan dia."

Putri Anjani membungkukkan badannya,

"Nyai Genduk.  Saya tidak tahu urusan apa yang membuat Nyai membenci Ki Hangkara.  Namun saya tahu Nyai punya urusan yang belum selesai dengan Majapahit.  Kami membutuhkan orang orang seperti Nyai sekarang.  Majapahit sedang bersiap siap membantai Blambangan.  Tentu Nyai tidak akan membiarkannya seperti apa yang terjadi pada padepokan Nyai puluhan tahun lalu bukan?"

Nyi Genduk Roban terlihat termenung beberapa saat.  Ingatannya kembali ke jaman dia masih gadis.  Dia hidup dengan damai dan bahagia bersama keluarganya di Padepokan Geger Pulau Madura.  Pada masa itu Majapahit sedang giat giatnya melebarkan sayap penakukkannya.  Kerajaan di Madura pun diserbu.  

Madura mempertahankan diri dibantu oleh padepokan padepokan di seluruh Madura.  Namun Majapahit terlalu kuat.  Semua padepokan yang membantu kerajaan Madura dibumihanguskan.  Termasuk padepokan Geger.  Nyi Genduk Roban dan keluarganya berusaha melarikan diri.  Namun hanya Nyi Genduk Roban yang berhasil.  Semua keluarganya tertangkap dan dihukum mati oleh Majapahit.

Sejak saat itu lah Nyi Genduk Roban berkelana hingga ke negeri seberang.  Menuntut ilmu dan diterima sebagai murid seorang guru besar sihir bernama Rajavarma.  Dan akhirnya menguasai ilmu sihir hingga tingkatan tertinggi.  Namun dendamnya pada Majapahit belum terlampiaskan hingga sekarang. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun