Di ruang tunggu terlihat tumpukan buku dan jurnal. Pemandangan yang sangat membosankan. Kuraih dua buku biografi tokoh dosen ternama di tanah air. Kubolak-balikan kertas-kertas itu. Apa menariknya buku-buku ini? Hmm..., kurang kerjaan aku membacanya. Tapi nggak papa deh daripada bengong, bisikku dalam hati.
Ini kan? Bentar deh, apa nggak salah nih mataku? Bukannya ini Langit? Ternyata namanya hmm...dia seorang doctor? Dosen ternama di Yogyakarta? Aku mulai semangat membaca tulisan-tulisan itu. Entahlah apakah ini suatu ketertarikan atau rasa penasaranku yang membuat aku ingin membaca lebih dalam biografi tamu misterius itu. Secara rinci kutekuni deskripsi ketenaran lelaki itu. Ternyata dia sosok yang luar biasa.
"Ehem ehem, sejak kapan kamu suka baca, Tik?" suara Mr Burhan menggelegar seakan mengejek tingkahku siang itu. Buyar semua yang ada di benakku. Aku tak tahu apakah dosen itu sudah berdiri sejak tadi mengamatiku. Entahlah, aku benar-benar terhipnotis tulisan itu.
"Eh Mr Burhan, ini lagi iseng baca-baca."
"Membaca kok iseng, mahasiswa semester akhir kayak kamu itu wajib baca. Jangan terlalu alergi sama buku. Entar kamu jadi perawan tua karena ngak kelar-kelar kuliah. Sayang lo, kamu kan cantik."
Nggak salah nih Mr Burhan yang killer menggodaku?
"Hehe saya coba untuk mencintai sedikit-sedikit Mr..."
"Memangnya kamu kenal dengan tokoh yang kamu baca itu, Tik? Dia itu temanku ketika sama-sama kuliah di Australi. Dia orang hebat. Dosen sekaligus seniman."
"O, gitu ya Mr..." Aku hanya nyengir pura-pura nonsense dengan penjelasan Mr Burhan. Aku cukup heran, tumben banget gitu loh Mr B nggak pelit bicara dan sok-sokan mau akrab dengan mahasiswa seperti aku.
Paling tidak, aku hari ini bisa meyakinkan Mr Burhan, proposalku diterima. Dan yang lebih menarik lagi, aku semakin tahu siapa sebenarnya LelakiLangit itu.
***