Mohon tunggu...
Mia Ismed
Mia Ismed Mohon Tunggu... Guru - berproses menjadi apa saja

penyuka kopi susu yang hoby otak atik naskah drama. pernah nangkring di universitas negeri yogyakarta angkatan 2000. berprofesi sebagai kuli di PT. macul endonesa bagian dapor

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Psychosis

1 Oktober 2019   18:36 Diperbarui: 1 Oktober 2019   19:04 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suaranya pelan terkesan menekankan dalam kalimat itu

"Sekarang terserah apa pendapatmu. Setuju atau tidak itu urusanmu. Ingat aku hanya dokter bukan sulap."

Dr mugni melanjutkan kembali pekerjaannya di notebook itu dan menganggap ruangan itu kosong tanpa siapapun kecuali dia dan barang mati

Babak 4

Sepulang dari klinik Ibram bertambah dongkol.

Ibram                    :"Kepalaku di-ger-ga-ji!?"                                              

Suara ibram meledak. Matanya melotot sambil mondar mandir. 

"Ah, dasar sial!. Sudah sinting barangkali dokter itu."

 Berteriak kembali

"Kalau hanya itu resepnya, untuk apa aku berkonsultasi segala? Toh pikiran seperti itu sudah lama terbayang olehku."

"Ah, dasar dokter. Dia hanya mampu menjelaskan apa yang sudah dipikirkan pasiennya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun