Â
"Cukup. Saya sudah bosan dengan perdebatan ini. Tak bisakah kamu berbuat sesuatu tanpa harus memikirkan keuntungan pribadi...?"
Â
Zamasi menunduk. Kembali seperti biasa.
Â
Dokter Sanaro berbalik meninggalkan ruangan. Tapi kali ini sesuatu di kepala Zamasi bergerak liar tak terkendali. Dokter Sanaro terlalu naif.
Â
V I I I
Â
Keinginan adalah manusiawi. Pada tingkatan berikutnya keinginan adalah sebuah ambisi. Selama ia terkontrol maka semuanya terkendali. Tetapi saat ambisi diisi oleh ketamakan dan malah mengendalikan dirinya maka semua akan sangat jahat. Pagi hari kemudian Dokter Sanaro ditemukan tewas. Sebuah pisau dapur menghujam dada kanannya. Wajah lembut sang dokter terbujur kaku dengan darah sekujur tubuh. Siang itu juga seseorang menyerahkan diri kepada polisi. Ia mengaku telah membunuh dokter Sanaro. "Saya tak bermaksud membunuhnya. Tapi percayalah, malaikat Tuhan yang menyuruh saya membunuhnya."
Â