Mohon tunggu...
MEIRISMAN HALAWA
MEIRISMAN HALAWA Mohon Tunggu... Guru - H sofona osara

Lahir di Gunungsitoli, 18 Mei 1979

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Eksperimen

12 November 2024   12:03 Diperbarui: 12 November 2024   12:06 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Eksperimen ini sebenarnya sederhana. Tapi dokter Sanaro sudah lama memikirkannya. Ia dokter tua.  Bekerja di RSU Gunungsitoli sebagai dokter senior yang membantu pasien paska trauma. Memberikan konsultasi medis selama dan sesudah proses penyembuhan. Semacam pskiater rumah sakit walaupun resminya bukan seorang pskiolog atau pskiater. Ini jabatan baru sebelum ada pskiolog resmi, setelah gedung RSU Gunungsitoli dibangun paska gempa besar tahun 2005. Rumah sakit yang dibangun dari dana lembaga donatur asing menginginkan jabatan semacam itu ada di Gunungsitoli. Jabatan ini tentu sangat mulia. Tapi bagi Sanaro, penempatannya di situ dianggap sebagai pembuangan karirnya. Ia tidak punya pengalaman konseling kecuali mata kuliah yang ia pelajari saat sekolah. Salah satu alasan yang dikemukakan dokter Aramba, direktur RSU Gunungsitoli hanya karena ia sudah sangat berpengalaman dan dianggap orang tua di rumah sakit tersebut. Dan menurut Sanaro, kalimat itu sama dengan mengatakan ia sudah terlalu tua untuk seorang dokter umum.

 

Tapi itu dulu. Pelan-pelan ia mulai merasakan kesenangan tersendiri dengan pekerjaannya. Ia mendengarkan berbagai keluhan para pasien tentang penyakitnya, tentang pelayanan RSU yang kurang baik atau kadang-kadang cerita tentang keluarga mereka. Bahkan terakhir ia mulai membuka konsultasi keluarga di rumahnya. Tentu setengah resmi. Inilah yang melahirkan gagasan eksperimen itu.

 

Zamasi mendengarkan ide Sanaro dengan antusias. Masalah-masalah yang ditangani lebih sering masalah pribadi dan keluarga. Mendengarkan cerita tentang keluarga yang hancur atau rumah tangga yang tak harmonis." Bayangkan, Zamasi kita dapat merubah seseorang dengan eksperimen ini. Suami akan kembali pada istrinya. Pencopet akan bertobat, bahkan bupati  jika diberikan eksperimen ini akan lebih memperhatikan warganya..."

 

Dan kesempatan itu sepertinya dimulai saat anaknya paling sulung mendatanginya. Mereka tinggal di Lawelu[3] dan sering mendatanginya setelah istrinya meninggal lima tahun yang lalu. Kali ini putri sulungnya datang dengan wajah sedih bersama anak-anaknya.  Menceritakan masalah keluarganya pada orang tua yang amat mencintainya. "Pak..," ujar anaknya terisak pelan. "Saya sudah ga tahan dengan, Manaya. Hampir tiap malam ia tak ada di rumah. Pulang kadang-kadang dengan bau Tuo nifaro[4] dan mulai berani memukul saya. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Suami saya hampir-hampir tidak lagi saya kenal. Bahkan kata teman-teman kerjanya, ia mulai bolos kerja dan selalu mendatangi wanita itu.   Ia berubah, asing dan...," Ia terisak lebih keras lagi. " Pak.., saya putus asa."

 

Dokter Sanaro hanya diam mendengar. Akan lebih baik ia terus bercerita mengeluarkan beban dalam dadanya. Ini akan lebih mudah nantinya. Ia punya rencana mengenai kasus putrinya ini. Brengsek juga, Manaya. Berani sekali dia mempermainkan anakku.

 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun