Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Perselingkuhan-Suami Yang Terhinakan

29 September 2023   07:41 Diperbarui: 2 Desember 2023   06:55 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau dia membuli garam, kunyit, Rinso, sayur dan segala macamnya, istrinya jarang mau mengurusnya dan dibiarkan terlantar begitu saja. Sehingga dengan sabar Tehkep memindahkan barang-barang itu ke tempatnya.

Jika ada barang kotor atau ada barang yang terjatuh ke lantai, Rani selalu membiarkannya sehingga bisa jadi fosil langka. Dia tidak akan menyapunya atau membersihkannya, sehingga Tehkep dengan menarik nafas panjang akan membersihkannya dan menyapunya.

Belum lagi membersihkan kolam ikan mereka, membuka warung dan sambil menulis online. Semuanya dilakukan Tehkep setiap hari, sehingga tidak ada waktunya yang terbuang percuma. Sehingga urusan rumah sebenernya tidak menjadi kewajibannya lagi.

Tetapi itulah fakta kehidupannya, tetapi dia tidak terlalu menyesalinya, karena dalam kehidupan ini belum tentu semua yang kita inginkan akan tercapai seperti maunya kita.

“Coba kamu pikir, aku sama sekali tidak tertarik dengan Reza jika itu yang kamu cemburui,” ujar Rani.

Dalam hati Tehkep mempertimbangkan, semua kelakuan Rani sudah menjadi alasan yang cukup untuk membuatnya cemburu. Sebagai seorang suami yang mencintai istrinya, Tehkep merasa wajar-wajar saja dia cemburu.

Itu masih syukur dia tidak berbuat nekat, di sepanjang sejarah dunia kita melihatnya akibat cemburu seorang suami seperti perang Troya di Yunani. Itu terjadi karena suaminya cemburu. Di media spesial juga kita banyak suami yang membunuh istrinya atau membunuh selingkuhannya saja atau istrinya bersama selingkuhannya, itu karena cemburu.

Sementara Tehkep ini hanya menegur saja, bukannya karena dia takut. Tidak, dia sama sekali tidak takut dengan siapa pun. Tetapi karena dirinya seorang yang berpendidikan, maka pertimbangannya banyak. Jika istrinya memang tidak mau di tegur, ya sudah lah.

“Kamar VIP itu kan bisa di buka. Kalau toh dia memperkosa ku, aku kan bisa berteriak,” ujar Rani meyakinkan Tehkep.

Bacotmu seperti itu, kata Tehkep dalam hatinya. Kalau misalnya kamu memang mau, maka akan lain ceritanya. Bukannya kamu berteriak minta tolong, tapi mungkin mengerang kenikmatan di dalam WC yang bisa di kunci dari dalam selama Dita tidur dan dokter serta perawat sedang tidak berkunjung.

Tetapi Tehkep sedikit pun tidak berkomentar, karena kalau memang ini jalan hidupnya, dia diam saja. Karena jika memang itu pilihan Rani, dia bisa apa? Dia menunggu Rani mengomel panjang pendek sampai dia capek sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun