Bukan itu saja, dia sering meminta keponakan Tehkep anak tetangga untuk mengantarnya ke rumah sakit, padahal anak itu baru masuk SMP, jelas belum punya SIM lagi. Memakai motor pun baru beberapa minggu, kan bahaya. Sepertinya Rani ngebet sekali ingin bertemu Dita atau Reza sebenarnya?
Tehkep juga semakin jengkel karena Rani sempat membantu suami adiknya itu mencuci piring dan mencuci pakaian. Sementara itu, di rumah Tehkep, pakaiannya terbengkalai dan tidak ter setrika dengan baik. Ini membuatnya semakin curiga.
"Bukankah kamu terlalu baik padanya?" tanya Tehkep pada suatu malam ketika Rani sedang menyetrika baju Dita di ruang tamu.
Rani hanya tersenyum saja, seperti senyum seorang yang sedang jatuh cinta. "Aku hanya ingin membantu, sayang. Mereka sedang dalam kesulitan, dan kita harus mendukung mereka sebaik mungkin."
Tetapi yang membuat Tehkep semakin tidak senang adalah ketika Rani menawarkan diri untuk membantu memasak untuk suami adiknya. Malam itu, Rani memasak ikan tempoyak, hidangan favorit Reza, suami adiknya. Ia juga menyiapkan beberapa hidangan lainnya untuk mereka berdua.
Rani melakukan itu dengan sama sekali tidak menanyakan persetujuan Tehkep. Padahal Tehkep memancing ikan itu dalam keadaan siang yang panas, sehingga setelah itu dia merasa sedikit pusing karena terkena terpaan sinar matahari yang sangat panas. Lalu enak saja Rani memasakan ikan itu campur tempoyak untuk makan Reza yang berada di rumah sakit.
Rani beralasan karena pasti Reza suka karena di rumah sakit hanya memakan makanan Fast Food saja. Kok dia peduli benar?
Tehkep merasa tidak enak hati ketika ia melihat hidangan yang lezat itu dihidangkan untuk suaminya adiknya. Ia melihat bagian dari ikan tempoyak yang sangat besar disajikan untuk suami play boy itu. Ini seperti puncaknya bagi Tehkep.
"Kenapa kamu memberikan bagian terbaik untuk suami adikmu? Bukankah dia bukanlah orang yang baik?" tanya Tehkep dengan nada yang memanas.
Rani mencoba menjelaskan, "Aku hanya ingin menjaga keharmonisan keluarga, sayang. Biarkan aku membantu mereka dalam waktu sulit ini."
Yang semula hanya kata-kata yang ringan, akhirnya pembicaraan itu semakin lama menjadi pertengkaran hebat. Hati mereka semakin panas. Kata-kata mereka tidak terkendali lagi, sehingga semua hal yang selama ini tersembunyi menjadi terungkap semuanya.