Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Perselingkuhan-Suami Yang Terhinakan

29 September 2023   07:41 Diperbarui: 2 Desember 2023   06:55 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tehkep tidak bisa lagi meredam kemarahan dan kekecewaannya. Ia melampiaskan perasaannya dengan berteriak. "Kamu terlalu naif, Rani! Suami adikmu bukanlah orang yang baik! Dia tidak layak mendapatkan perlakuan seperti ini!"

“Aku kan terpikir adikku dan anaknya yang sakit, sehingga aku lah yang mengurus Dita karena Mamanya telah tiada,” jawab Rani tidak kalah sengitnya.

“Tapi kan anaknya yang sakit, bukan ayahnya,” bentak Tehkep dengan keras.

“Kamu terlalu pencemburu Bang. Malu lah sedikit, seperti anak kecil saja,” serang Rani.

“Suami mana yang tidak cemburu dengan sikap istrinya sepertimu itu. Kecuali dia memang bloon,” sergah Tehkep lagi. “Seharusnya kamu paham, bahwa tindakanmu itu menyinggung dan menyakitiku,” ujar Tehkep.

Tidak ada yang tahu bagaimana pertengkaran ini akan berakhir. Yang pasti, perasaan cemburu Tehkep semakin meruncing, dan Rani terus beralasan karena hanya ingin meringankan beban adik iparnya.

“Cobalah kamu pikir,” kata Tehkep. “Kalian berdua tinggal dalam satu kamar, selama beberapa hari lagi dan hanya sebentar saja perawat dan dokter masuk. Setelah itu kalian hanya tinggal bertiga dengan Ditanya saja yang lebih banyak tidur karena pengaruh obat tidur. Kan apa saja bisa terjadi,” kata Tehkep kesal.

“Kamu salah. Aku kan bisa menjaga diri, aku bukan perempuan murahan,” jawab Rani.

“Aku mungkin masih bisa masih percaya padamu, tetapi aku sama sekali tidak bisa percaya pada suami almarhumah adikmu itu. Dia itu terkenal play boy,” ujar Tehkep.

“Itu kan kata orang, Bang. Tetapi tidak denganku,” bantah Rani lagi.

“Coba kamu pikir lagi baik-baik Rani,” kata Tehkep mencoba menjelaskan dengan kata-kata yang perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun