Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Perselingkuhan-Suami Yang Terhinakan

29 September 2023   07:41 Diperbarui: 2 Desember 2023   06:55 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi saat Rani mulai memasak ikan tersebut, Tehkep merasa ada yang tidak beres. Ia melihat Rani kembali menyajikan bagian terbaik dari ikan tersebut untuk Reza, suami play boy almarhumah adiknya.

Tehkep yang sudah mencoba untuk berbaikan dengan istrinya, tidak bisa lagi meredam kemarahannya. "Rani, kenapa kamu memberikan bagian terbaik untuk suaminya adikmu? Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Rani mengernyitkan kening. "Aku hanya ingin membuatnya senang, Tehkep. Kita bisa menikmati bagian yang lainnya bersama."

Mereka malamnya tidur berpisah lagi, Rani di kamar sementara Tehkep di ruang kerjanya di kamar atas. Tetapi anehnya, tidak ada upaya dari Rani untuk menekan kemarahan suaminya, sepertinya dia pura-pura tidak tahu saja.

Apakah dia benar-benar sudah jatuh cinta pada suami almarhumah adiknya? Karena Reza lebih muda, tampan dan punya uang banyak? Hanya Rani yang tahu, pikir Tehkep.

Di kamar Rani malahan sibuk bermain ponsel saja dan tertawa-tawa sendiri, sementara Tehkep memendam rasa sakit hati yang berkepanjangan. Sebelum naik ke ruang kerjanya, beberapa kali suaminya mencoba memeluknya sambil tidur, tetapi Rani selalu menolak tangan suaminya.

Siangnya, Rani menerima telepon dari kakaknya, Maya, yang tinggal di kota tetangga. Maya mengatakan bahwa ia ingin datang untuk melihat Dita yang sakit. Rani mengiyakan dan sepintas memberitahu Tehkep tentang kedatangan Maya. Setelah itu dia diam lagi, tidak mau berbicara dengan Tehkep.

Maya ini juga menurut Tehkep, tidak bisa dipercaya juga. Karena dirinya sangat dekat dengan suami adik Rani itu, bahkan sewaktu merawat almarhumah mamanya Dita dulu,  Maya beberapa malam tidur berdampingan di lantai di rumah sakit di samping Reza.

Malam-malam sepi dan tidak ada orang yang melihatnya, apa saja bisa terjadi. Durian dan mentimun bersatu, biasanya sih mentimun akan tembus oleh durian.

"Bang Tehkep, Maya akan datang besok untuk melihat Dita. Aku harus menemaninya ke rumah sakit," kata Rani dengan nada seperti angin lalu saja. “Mungkin kami pergi bersama adikku yang menjadi tetangga kita itu.”

Tehkep merasa was-was, tetapi dia tidak mungkin melarang Rani untuk meninggalkan rumah sejenak. Dia juga kan bersama adik dan kakaknya. "Baiklah, istriku. Pergilah, tapi jangan lupa waktu. Jangan lupa rumah kita.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun