“Iya sayang …”
Keesokan harinya, Rani bersama adik perempuannya yang satu lagi pergi ke rumah sakit bersama Maya. Rani tampak senang karena Maya akhirnya datang untuk memberikan dukungan kepada Dita. Mereka segera berangkat dan meninggalkan rumah dalam keadaan yang tidak terurus.
Sementara itu, Tehkep diberi tugas oleh Rani untuk memancing lagi di kolam mereka, untuk dibekalkan Sebagian kepada Maya ketika dia pulang ke kotanya. Tehkep sependapat juga bahwa pergi memancing dapat menjadi cara yang baik untuk meredakan perasaannya. Dengan terpaksa, Tehkep mengikuti instruksi Rani.
Hari itu sangat panas, dan matahari tetap bersinar terik di langit seperti hari-hari kemarin. Tehkep melemparkan umpannya ke dalam air dan duduk dengan sabar. Ia merenungkan tentang perasaannya yang campur aduk. Ia merindukan kedamaian dan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka.
Beberapa jam berlalu, Tehkep akhirnya berhasil lagi menangkap beberapa ekor ikan. Semuanya kali ini sedang besar dan kuat. Ia mengingat kata-kata Rani bahwa mereka dapat menikmati bagian yang lainnya bersama. Ia merasa bahwa ini adalah kesempatan baik untuk memperbaiki hubungan mereka.
Tehkep membersihkan ikan-ikan tersebut dengan hati-hati di antara gangguan anjing dan kucing tetangga yang mengerumuninya karena menginginkan ikan mentahnya, kemudian setelah bersih dia membawanya pulang. Saat ia tiba di rumah, ia merasa senang dan gugup sekaligus. Ia berharap bahwa hidangan ikan campur tempoyak segar yang tidak terlalu asin itu nantinya dapat membantu meredakan pertengkaran mereka.
Untuk Maya dia simpan dalam plastik dan dimasukkannya ke dalam kulkas, agar sewaktu Maya pulang nanti maka dia dapat membawanya.
Tetapi ketika pulang siang harinya menjelang sore, Rani memang memasakan ikan itu campur tempoyak tetapi masih lagi-lagi sebagian besar diberikannya kepada suami adik iparnya itu tanpa persetujuan Tehkep sebelumnya.
Jelas saja hal ini membuat Tehkep jengkel, karena dirinya dalam keadaan panas-panas memancing dan menyimpan ikan besar itu untuk istrinya, agar Rani memasakannya untuk mereka dan keduanya bisa makan bersama sambil konsolidasi dari pertengkaran selama ini.
Pertengkaran di antara Tehkep dan Rani pun pecah kembali. Kali ini, mereka berdua kembali lagi mengeluarkan semua perasaan yang mereka pendam selama beberapa hari ini dengan lebih keras. Suasana di rumah mereka semakin tegang.
Seperti perang dunia ketiga …