Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Perselingkuhan-Suami Yang Terhinakan

29 September 2023   07:41 Diperbarui: 2 Desember 2023   06:55 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari berikutnya, Tehkep masih merasa marah. Ia merasa bahwa Rani tidak mendengarkan argumennya dan terlalu keras kepala. Ia memutuskan untuk pergi memancing lagi di kolam mereka untuk meredakan perasaannya yang masih membara.

Rani tidur pisah ranjang dengan Tehkep, alasannya Tehkep ngorok. Padahal selama ini juga mereka tidur bersama, tidak pernah Rani mengeluh dengan Tehkep yang katanya ngorok. Hal ini semakin menjadi catatan bagi Tehkep, tetapi dia diam saja karena masih menjaga keluarganya tetap utuh.

"Rani, aku akan pergi memancing di kolam lagi sebentar," kata Tehkep saat Rani sedang sibuk membersihkan rumah.

Rani mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mungkin ia masih marah dengan Tehkep setelah pertengkaran semalam.

Tehkep pergi ke kolam mereka dengan perasaan campur aduk. Meskipun ia ingin meredakan kekesalannya, tetapi ia juga merasa tidak enak karena telah marah dengan istrinya. Ia membawa pancing, umpan, dan segala perlengkapan yang diperlukan untuk memancing.

Saat ia tiba di kolam, matahari bersinar terik di langit lagi, memang ini musim kemarau panjang. Panasnya terik matahari membuatnya berkeringat seketika. Namun, Tehkep tetap fokus pada memancing. Ia melemparkan umpannya ke dalam air dan mulai menunggu dengan sabar.

Beberapa jam berlalu, Tehkep akhirnya berhasil menangkap beberapa ekor ikan. Salah satunya sangat besar dan kuat. Ia dengan hati senang mengeluarkan ikan besar itu dari air dan segera membersihkannya.

Saat itu, Tehkep merasa bahwa ikan itu sangat cocok untuk dimasak tempoyak, hidangan favorit Rani. Ia memutuskan untuk menyimpan ikan tersebut untuk mereka berdua. Ia merasa bahwa mungkin hidangan lezat ini dapat membantu memperbaiki hubungan mereka setelah pertengkaran semalam.

Ketika Tehkep kembali ke rumah, ia melihat Rani sedang sibuk membersihkan piring di dapur. Ia merasa gugup dan berharap bahwa ikan perolehannya dapat mengakhiri pertengkaran mereka.

Tehkep masuk ke dapur dengan senyum di wajahnya. "Rani, aku sudah pulang. Aku membawa ikan yang sangat besar. Kita bisa masak tempoyak dan mengobrol baik-baik sekarang."

Rani berbalik dan melihat ikan besar yang dipegang oleh Tehkep. Matanya berbinar-binar. "Wow, ikan ini sungguh besar, Tehkep! Terima kasih banyak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun