sehingga dikirimkan seorang remaja yang pandai. Setiap hari dia belajar sihir kepada
penyihir dan setiap hari pula dia belajar agama kepada rahib. Di sini, remaja ini sedang
mengalami krisis identitas yang menjadikannya kebingungan identitas antara mengikuti
penyihir atau rahib. Namun pada akhirnya dia berhasil menemukan identitasnya setelah
dapat membuktikan kebenaran ilmu agama yang dipelajarinya dari sang rahib. Akhirnya
dia sudah mempunyai keyakinan yang kuat terhadap agamanya yang membawanya
kepada kematiannya yang agung karena menentang sang raja demi mempertahankan
keyakinannya (Al-Hilal, 2005).
Namun demikian, dalam al-Qur'an pun juga digambarkan sosok remaja walaupun
dia berada dalam bimbingan orang tua yang mempunyai pemahaman nilai-nilai agama
yang tinggi, tetapi remaja ini memilih identitasnya sendiri yang berbeda dengan orang