"Tapi kalian mengerti kan kenapa peraturan untuk tidak bermain di halaman itu kami buat?" Tanya Mrs. Eva. Suaranya terdengar tenang dan lembut.
"Iya kami mengerti Miss... Tapi kalau kami dipaksa untuk bermain sendiri di rumah kami masing-masing, justru itu salah satu bentuk penculikan yang telah kalian lakukan terhadap kami. Sedangkan di usia kami, bermain adalah sebuah hak yang tidak boleh dikekang oleh siapapun termasuk kalian para orang dewasa!" Aku kembali berseru, berusaha mengutarakan isi dalam kepala dengan selugas mungkin. Sebaris senyum kembali tersungging di bibir Mrs. Eva setelah mendengar keberatanku.
"Baiklah... Kalau begitu, keberatan kalian akan saya sampaikan kepada owner. Semoga kalian bisa bermain lagi bersama-sama secepatnya!"
"Horeeee!!!"
"Hiduup Miss Eva....!!"
"Hipp... hippp... horeee!"
Serentak aku dan teman-temanku berseru kegirangan. Emily dan beberapa anak yang masih kecil meloncat-loncat dan berteriak dengan riang.
"Thank you Miss Eva for your appreciation!" Ucapku penuh haru di balik rengkuhan tangan Mrs. Eva yang mendekapku dengan hangat.
Sejak saat itu, akhirnya kami diperbolehkan bermain kembali di playground dan taman. Untuk menjamin keamanan anak-anak selama bermain, pihak pengelola memasang pagar dengan pos penjagaan di sekelilingnya.
Dan itulah pertama kalinya aku berani menyuarakan pendapat di depan orang lain.
*****