Mohon tunggu...
Maureen Assyifa Agnimaya
Maureen Assyifa Agnimaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya seorang pelajar di salah satu SMA negeri di Bandung. Sebenarnya cita-cita saya adalah menjadi seorang fashion designer karena saya suka sekali menggambar. Saya juga suka menulis cerpen, dan beberapa kali pernah menjadi juara menulis cerpen di berbagai lomba. Di media ini, saya akan menitipkan cerpen-cerpen yang pernah saya ikut sertakan dalam lomba menulis. Semoga menjadi inspirasi buat siapapun yang mencari referensi menulis cerita yang sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Padma

20 Juni 2023   09:21 Diperbarui: 20 Juni 2023   09:32 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

1979 Rue de Bleury, Montreal

Aku dan beberapa temanku berdiri tanpa gentar di pintu masuk kantor pengelola apartemen La Bleue, tempat kami tinggal selama ini. Aku memegang erat sebuah karton bertuliskan "Freedom, let us be free!". Begitupun dengan temanku Jhon. Dia terlihat memegang sebuah karton dengan tulisan "Child is a human too". Ada sekitar 15 orang anak yang sebaya denganku berdiri di halaman gedung. Kami serentak berseru dengan lantang mengucapkan kata-kata penolakan atas kebijakan yang diterapkan oleh pengelola apartemen.

Beberapa minggu terakhir, pihak apartemen membuat peraturan agar semua anak yang tinggal di wilayahnya dilarang untuk bermain di halaman apartemen. Playground dan sebuah taman kecil di sebrang apartemen tiba-tiba ditutup oleh pihak pengelola. Peraturan itu diambil untuk menjaga keamanan anak-anak karena maraknya kasus penculikan anak kecil yang akhir-akhir ini sering terjadi di Montreal. Tapi bagi kami, pelarangan tersebut adalah sebuah bentuk kesewenang-wenangan dari orang dewasa terhadap anak-anak.

"Kembalikan kebebasan kami.... Biarkan kami bermain di luar!" Aku berteriak kencang disambut sorak sorai dari teman-temanku yang lain.

"Aku ingin main perosotan di taman!"

Emily, salah satu anak yang paling kecil ikut berteriak sambil tangannya mengacungkan sebuah boneka puddle. Tak lama, Mrs. Eva salah satu pengelola apartemen keluar menemui kami.

"Woww... seru sekali kalian hari ini!" Serunya sambil berjalan ke arah kami. Raut mukanya nampak terpukau dengan keberanian kami. Sebaris gigi tersungging di celah bibirnya yang tersenyum lebar. Mrs. Eva mendekati Emily lalu menggendong bocah itu dengan ramah.

"Aku ingin bermain lagi di taman, Miss!" Suara emily terdengar nyaring dan lucu.

"Yes Miss... lets us be free!" Seruku menimpali.

"Yeaah Miss.... Biarkan kami bebas kembali!" Sambut Jhon dengan suara lantang.

Mrs. Eva menatap kami satu persatu. Bening matanya mengguratkan rasa simpati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun