Mohon tunggu...
Maulidiah Nur Aliyah
Maulidiah Nur Aliyah Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa biasa

22 June. Manjamen 2017. Pemburu post malam 00.00

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tangis Hujan [Part II]

10 April 2018   00:19 Diperbarui: 10 April 2018   00:49 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Itu kenapa deh dagu mu merah banget?"

"Abis nyium meja, siapa tau mejanya jadi pangeran" Jawabku asal

"Anjir...aku tuh nanya serius ya. Kamu kira kita lagi di film pangeran meja"

"Itu pangeran kodok, Sya..."

Kami pun mengakhiri obrolan tak bermutu kami, waktu istirahat tinggal lima belas menit lagi. Aku menyantap baksoku dengan lahap, sepertinya aku melupakan sesuatu.

Ini kenapa si Tasya nggak pesen minum...ish anjir pedes banget lagi

"Sya...kayaknya kamu lupa sesuatu deh"

"Hem?"

Tasya hanya berdehem menjawab ucapanku. Ngeselin nih anak satu, untung sahabat, untung dipinjemin duit, untung Riani sabar.

"Kamu nggak pesen minum?"

Tasya mengedipkan matanya lucu, sepertinya dia sedang loading memikirkan pertanyaanku. Beberapa detik kemudian Tasya bangkit dari duduknya, dan berlari kecil untuk membeli es teh di mamih --sebutan ibu penjual bakso dan es di kantin sekolahku- dengan mulut yang berucap hu..hah. Kelakuan Tasya memang unik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun