Mohon tunggu...
Maulidiah Nur Aliyah
Maulidiah Nur Aliyah Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa biasa

22 June. Manjamen 2017. Pemburu post malam 00.00

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tangis Hujan [Part II]

10 April 2018   00:19 Diperbarui: 10 April 2018   00:49 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Akhirnya Tasya mengantri untuk pesanan kami dan aku menuju meja kosong tadi. Aku meletakkan tanganku diatas meja, kemudian menompang daguku dengan tangan. Kata Tasya kalau aku sedang seperti ini, pipiku rasanya mau tumpah saja.

"Dor....."

Aku tersentak kaget ketika seseorang dari arah belakangku berteriak tepat di telingaku. Daguku terkatuk meja dengan tidak elitnya, aku mengusap daguku pelan. Merah pasti ini daguku, duh....Bunda ini sakit, gigiku rasanya mau rontok.

"Ya ampun.... aku  ngagetin kamu ya?"

Pake nanya lagi kesalku dalam hati. Aku hanya diam saja tak menanggapi cowok berkacamata itu, tanganku sibuk mengusap daguku yang perih.

"Maaf ya... aku kira temenku"

"Sakit tau..." Lirihku

"Duh... aku harus gimana dong?"

Dia bertanya panik, tangannya menggantung di udara, sepertinya dia berniat mengusap daguku tapi dia juga ragu. Lagian kalau dia mau mengusap daguku, langsung aku lempar tuh tangan.

Aku hanya tersenyum, sepertinya memang dia tidak bermaksud seperti itu. Walau aku sudah tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa, dia terus saja berujar panik.

"Udah tenang aja, ini cuman merah ko, nanti juga ilang sendiri"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun