"Kantin yuk"
"Tapi Sya...aku lupa bawa dompet" Jawabku seraya meringis pelan
Tasya menggelengkan kepalanya pelan, dia mencubit pipiku dan bahkan menariknya.
"Heran deh... barang berharga gitu sempet-sempetnya nggak dibawa"
Aku hanya terkekeh. Memang aku ini orangnya pelupa. Pernah suatu ketika, aku keluar masuk kamar lima kali hanya karena aku lupa mau mengambil apa. Dan akhirnya aku menyerah dengan menidurkan tubuhku ke kasur. Kata Tasya, lupa ku ini kebangetan, aku  masih muda gimana nanti tua, pikun kuadrat kayaknya.
Kaki kami pun melangkah menuju kantin. Aku mendengus kesal ketika sampai di pintu masuk kantin, hal inilah yang membuatku malas ke kantin saat jam istirahat berlangsung. Kapan coba kantin sepi? Saat jam pelajaran pun kantin masih terlihat ramai --walaupun tidak seramai saat istirahat- entah itu anak-anak yang bolos atau memang sedang tidak ada pelajaran. Aku mengedarkan pandanganku mencari meja yang kosong.
"Eh Sya...ada meja kosong tuh..."
"Mana si?"
"Itu loh di pojok deket lorong kamar mandi" Ujarku seraya menempel kedua tanganku di wajahnya, kemudian aku arahkan ke meja sebelah  kanan kantin yang aku maksud tadi.
"Yaudah kamu duduk dulu sana, biar nggak diduluin orang. Oh ya, mau pesen apa Ri?"
"Bakso pedes banget kuadrat"