"Bagaimana? Mereka sangat cocok bukan ? mereka terlihar saling melindungi"
 " ya , bahkan diusia yang berbeda 6 tahun pun seperti jarak yang pas sekali untuk mereka" "hahahha kau benar temanku"
 "HOI GADIS NAKAL JANGAN BERLARIAN TERLALU CEPAT" " TANGKAP AKU HITO KALAU KAU BISA" "DASAR GADIS NAKAL , LIHAT SAJA JIKA KAU TERTANGKAP AKAN KUHABISI KAU!!!"Â
***********_________________________________________**********************
" bangun anak malas !! cepat bangun !! aku tak mau waktu ku terbuang sia sia dengan membangunkan MU!!! BUKAN KAH HARI INI ADALAH HARI WISUDAMU??!!! CEPAT MANDI BODOH!!"
Setelah mendengar celotehannya dari luar aku membangkitkan tubuhku dan menopang kepala dengan tangan ku sendiri
" ah sial, kenapa mimpi itu terus datang sih ! " geram ku tak jelas
" HOI BODOH KAU SUDAH BANGUN BELUM!!! APA KAU TULI!!!"
" ah iya sebentar lagi aku akan turun !! " balasku sebelum dia mengoceh lebih keras lagi Â
Setelah tak ada suara lagi aku bergegas membawa tubuh  ke dalam kamar mandi lalu bersiap siap menuju sekolah
Setelah mandi aku turun ke bawah dengan semua persiapan , saat aku turun dari tangga ku lihat kakak sudah berdandan sangat anggun , dan adik angkatku yang sudah rapih dengan jas hitamnya
" selamat hari kelulusan bro " sambutnya saat melihat aku yang sudah rapih sama dengannya
Aku hanya menganggukan kepala , lalu kutengokan kepala ke sebelah kiri
"kak, apa kau akan datang di wisudaku ?? "
"jika sempat aku akan kesana , aku akan menghadiri wisuda Gavin terlebih dahulu "
"oh baiklah"
Hari ini adalah hari yang special bagiku dan adik angkatku ini , kami sama sama akan merayakan kelulusan SMA kami , namun aku dan adikku ini tidak satu sekolah , kami berbeda sekolah sebenarnya aku sangat berharap kakak akan lebih memilih datang pada acara wisuda di sekolahku , namun hal tersebut hanyalah angan semata , tak mungkin kakak ku ingin menghadiri acara wisudaku , mungkin dia malu? Karena aku sering keluar masuk ruang BK , jangan tanya kenapa aku sering masuk kesana . setelah semua siap aku berpamitan pada dua orang itu
" selesai jam berapa acaranya?" tanya kakak ku sebelum aku keluar rumah
" mungkin jam 12 , ada apa? "
" aku dan Gavin akan pulang malam , karena akan ada pesta kelulusan , bereskan rumah jangan sampai ada debu sedikitpun , baju baju kotor kumpulkan lalu cuci dan jangan lupa untuk menjemurnya , makan siang kau bisa masak sendiri atau memesan"
" hm "
Kukira ia akan datang , lucu sekali ternyata hanya aku saja yang terlalu berharap , tak menunggu lama aku langsung menancapkan gas motor menuju sekolah .
Saat di sekolah , semua membosankan , kami hanya duduk menunggu dipanggil diberikan tanda kelulusan lalu turun kebawah dan berfoto bersama membosankan bukan?
Setelah namaku dipanggil kedepan , aku segera melangkahkan kaki menuju podium
"selamat kau lulus , belajar yang baik jangan sia siakan apa yang telah kami perjuangkan  padamu jadi orang harus lebih berguna jangan jadi berandal tak tau diri "
" baik "
Setelah itu aku langsung menuju taman belakang sekolah yang sudah terbengkalai , disana aku duduk untuk mendinginkan kepalaku
"hah... andai saja ayah dan ibu masih disini"
"kau rindu dengan mereka?"
"astaga!!"
"apa?"
"dasar gadis bodoh"
"cih"
Lalu dia melemparkan botol minumnya padaku , dengan sigap aku menangkapnya lalu meminumnya
" kenapa? Ada masalah lagi ? mau berbaginya denganku?" aku tersenyum miris mendengar tuturan katannya
" dia tidak datang dalam acara kelulusan "
" benarkah? Kenapa tidak datang? "
" menghadiri acara wisuda Gavin  "
" lalu apa yang akan kau lakukan setelah lulus?"
" meneruskan perusahaan ayah mungkin "
" kau tidak akan kuliah?"
" tidak , kakak ku tak membiarkan aku kuliah , karena saat ini perusahaan di pegang oleh paman ku , dia khwatir karena ekonomi perusahaan itu pernah turun drastis"
" bukankah memimpin suatu perusahaan harus memiliki pendidikan dan modal yang cukup "
" sudah kubilang bukan aku ini adalah pria yang pintar "
" cih PD sekali "
Setelah melihat reaksinya aku sedikit tertawa dan mengacak pucuk kepalannya . setidaknya masih ada seseorang yang mau mendengarkan keluh kesalku dan mau berteman dengan ku
" nanti jika sudah sukses aku janji akan membawamu jalan jalan . bagaimana?"
" kau janji "
" ya "
Setelah itu dia tersenyum dan tertawa  " Delvin bagaimana kita mengelilingin sekolah untuk terakhir kalnya ? "
" hm , boleh "
Lalu kami bergegas mengelilingin sekolah mulai dari koridor , ruang demi ruang , kantin bahkan kamar mandipun kami kunjungi untuk terakhir kalinya .
*******
"hah...... aku lelah sekali , ternyata sekolah ini cukup luas "
 "kau saja yang lemah "
"dasar , berikan aku minumnya "
"kau mau?" setelah itu dia mengangguk lucu
"beli saja sendiri " jawabku acuh lalu berdiri dan meninggalkannya
" Â DELVINNNN!!!!! "
***********
Tak terasa sekarang sudah jam 9 malam , ternyata membawa gadis bodoh itu jalan jalan sangat menguras tenaga
" dari mana saja kau ?!"
"merayakan hari kelulusanku "
" dengan alkohol?"
"hmm , lebih dari itu " aku menahan senyumku membayangkan muka gadis bodoh tadi , kira kira dia sedang apaya ?
"memang anak berandal tak tau diri , kupastikan ayah dan ibu malu memiliki anak seperti dirimu "
"kakak sudah mengulang kata kata itu berkali kali " "sudah aku mau ke atas "
Saat aku hendak melangkahkan kaki menuju lantai 2 ada yang meyanggal pikiranku
"kemana Gavin ?"
"merayakan kelulusan dengan teman temannya " jawabnya tanpa melirikku sedikitpun
"ahh ya "
"besok pagi , bersiaplah paman akan menjemput"
"hm"
***********
Keesokan pagi harinya aku terbangun karena suara bising diluar yang menganggu indra pengadengaran ku
"iya iya aku bangun "
Setelah selesai bersiap , langsung saja aku turun kebawah untuk menemui paman dan kakak ku
" pagi Delvin " sapa ramahnya
"pagi juga paman , apa hari ini kita langsung berangkat ?"
"se-"
"langsung saja , jangan buang buang waktu " sela kakak tercintaku ini
"baik , mari paman kita berangkat"
Setibanya dikantor paman langsung membawaku ke dalam ruangan yang bertulisan "JM" , saat paman membuka pintu aku melihat kedalam dan ada beberapa orang yang tidak aku kenal membungkuk pada kami seraya memberikan rasa hormat , setelah itu paman memberikan intruksi pada mereka untuk keluar kecuali seorang laki laki yang kira kira umurnya 20 , kuyakin ia adalah asisten paman ,
" Delvin ia adalah Eri dia akan membantu mu dalam mengurusi semua hal yang berkaitan dengan perusahaan ayah mu , ayahmu mempercayai dia sebelum ia meninggal , aku akan kebawah untuk mempersiapkan meeting yang akan dimulai , kau belajarlah dulu dari dia , paman pergi dulu "
Aku hanya mengangguk sebagai responnya , lalu saat paman sudah keluar aku kembali membuka berkas berkas yang tidak aku mengerti isinya
" tuan -- "
" jangan panggil aku tuan paman , bahkan kau lebih tua dariku , seharusnya aku yang memanggilmu tuan" potongku
" maaf , aku tidak terbiasa ,ngomong ngomong apa kau baru lulus? "
" ya "
"selamat atas kelulusan mu " ucapnya dengan tersenyum lalu mengangkat sebelah tangannya untuk bersalaman denganku , aku sempat terpaku dengan apa yang ia ucapkan , karena ia adalah orang ke tiga yang mengucapkannya pada ku , kaka? Jangan tanya dia bahkan tak menannyaiku saat di acara wisuda kemarin
Aku tersenyum dan menerima uluran tangannya
"terimakasih"
"mau mulai darimana? "
" sebentar aku harus memanggil mu apa?"
"bagaimana dengan "kak"?"
" deal "
Setelah itu ia menjelaskan padaku dari awal hingga akhir dan menjelaskan berkas berkas yang aku tak mengerti sama sekali , bahkan ia mengajarkanku bagaimana menyiapkan berkas berkas untuk meeting , dan sikap yang seharusnya
"sudah waktunya makan siang Delvin "
"baiklah mari kita ke kantin "
Setelah itu kami berjalan ke kantin , dan memilih tempat duduk di lantai dua , saat menunggu makanan tiba , aku menannyai beberapa hal yang masih aku tak menegerti secara pribadi , seperti kenapa ia bisa bertemu ayah , mengapa perusahaan ini di pegang oleh paman dan lain lain
"aku bertemu ayah mu saat usiaku se usiamu , saat itu aku tidak memiliki uang untuk menghidupi ibuku dan adik adikku , ayahku meninggal karena penyakit , saat itu kau masih kanak kanak dan aku bertemu ayahmu dan ia membawaku dalam membangun perusahaan ini " ia tersenyum saat menceritakan sifat ayah padannya
" saat kau kemari aku seperti melihat sosok ayah mu kembali , apa kau sudah mengunjunginya? " ahh aku jadi teringat kembali bahwa aku belum mengunjungi mereka
" belum "
" kakak yakin mereka sangat merindukan jagoannya yang satu ini " ucapnya tersenyum seperti bangga dengan kehadiranku disini
" terimakasih kak , apa kakak mau menemaniku untuk mengunjungi mereka?"
" tentu saja " tak lama makanan tiba di meja kami
Saat pulang kantor tiba aku tidak langsung pulang namun aku dan kak Eri menuju tempat peristirahatan terakhir ayah dan ibu
Sesampainya disinaa aku langsung menjatuhkan tubuhku di hadapan mereka , sebenarnya aku sangat merindukan mereka dan ingin menangis sekarang juga , tiba tiba ada yang mengelus punggungku dan berkata "menangislah jika itu membuatmu lebih baik " saat itu juga aku menumpahkan cairan bening tersebut , aku berasa bersalah pada mereka saat memandang foto ayah dan ibu tersenyum sudah lama sekali aku tak mengunjungi mereka
" kau adalah anak yang kuat "
"tidak ka Eri bahkan aku belum membanggakna mereka , aku selalu menjadi anak berandal disekolah "
" itu karena tidak ada yang membina dan membimbingmu , lalu dimana kakak mu? Apa kabar? Aku tak melihatnya sekarang sekarang mungkin terakhir aku melihatnnya saat pemakan orang tuamu "
" ia sibuk bekerja "
"lalu dengan Gavin ?"
" ia kuliah , namun sudah 2 hari ini dia belum pulang "
" yasudah , jika sudah mari kita pulang , kakak mu pasti mencarimu"
Kakak? Mencariku? Mana ada , yang dia inginkan mungkin aku tak kembali lagi ke rumah itu
******** ____________________________***************
"assalamualaikum , aku pulang "
SEPI , itulah situasi yang aku tangkap pertama kali , kemana mereka ? tidak lama kemudian kaka datang dengan membuka pintu dengan keras , aku melihat wajahnya habis menangis , lalu kedua mataku melihat adik tiriku dibelakang dengan menunduk , setelah itu kakak berlalu begitu saja , aku menghampiri Gavin Â
"ada apa?"
Lalu aku melihat dia mengais
" hei bro , ada apa? Mau bercerita? Duduklah dulu aku akan mengambilkan minum "
"tak usah vin "
Lalu kulihat dia menarik nafasnya dan menghembuskannya dengan kasar
"ada apa?"
"aku hampir membunuh orang "
"astaga"
"kenapa bisa?"
" aku tidak tau , malam itu temanku memberikan minuman padaku saat aku hendak pulang kepalaku pusing sekali lalu aku menabrak orang tersebut hingga koma  "
"lalu berapa biayanya?" ucapku pasrah
"500 juta "
"hah.. baiklah nanti aku carikan sekarang kau mandi dan istirahat "
Setelah itu aku pun ikut membersihkan diri dan segera tidur , keesokan paginya aku bersiap siap dan turun kebawah untuk sarapan orang pertama yang tertangkap oleh indera penglihatanku adalah kakak
"pagi ka "
"pagi juga , kau berangkat pagi? "
" iya , karena aku akan mengambil uang untuk membayar biaya rumah sakit"
" baguslah "
Setelah itu tak ada percakapan lagi , kami sibuk dengan pikiran masing masing , hingga adik tiriku turun
" pagi ka , pagi vin "
" pagi " ucapku bersamaaan dengan kakak
" Delvin aku akan kerumah sakit untuk membayar registrasinya , kau izin saja tak usah masuk antar aku kerumah sakit "
" baik "
Setelah sarapan aku dan Gavin berpamitan pada kakak untuk pergi ke rumah sakit , dijalan perasaanku selalu tidak enak , seperti gelisah , ingin menagis dan marah entah apa yang aku rasakan ada sangkut pautnya dengan rumah sakit atau hanya trauma yang dulu .
Setibannya dirumah sakit Gavin menunjukan jalannya dan semakin berpaju juga jantungku seperti ada sesuatu di dalam ruang ICU itu ,
Saat aku mengus registrasinya Gavin sudah duluan menggunakan baju steril dan hendak masuk , saat itu juga aku menyusulnya menggunakann baju steril dan kami pun masuk , namun saat sebelum masuk Delvin memberitahuku suatu hal
" kak , yang aku tabrak ini adalah seorang wanita , ia berparas manis , mungkin kau akan suka padannya , dan yang kulihat ia tipe mu sekali"
" sudah aku tidak peduli dengan itu " jawab acuh ku
Namun hal yang tidak diduga terjadi , aku melihat sosok nya kembali setelah beberapa hari tak bertemu , tangan dan kakinya dibalut oleh perban , saat itu juga aku tak bisa menutup mulutku aku terpaku pada sosok yang terbaring disana , ternyata yang dibuat koma adik ku ini adalah Elvina , kenapa dari sekian banyak orang yang ia tabrak harus gadis itu , dan saat itu juga aku langsung menoleh pada Gavin dan menarik kerahnya
"APA YANG KAU LAKUKAN PADANNYA !!!"
"KENAPA HINGGA TERBARING KOMA DISANA!!"
Gavin kebingungan apa yang terjadi , ia masih mencerna apa yang aku lakukan , dan juga mungkin dia masih mencerna apa yang aku katakan tadi
" maaf tuan tuan , jika kalian ingin berdebat silahkan keluar" usir perawat itu
Dan aku melepaskan cengkraman pada Gavin dan segera menuju ranjang wanita tersebut , aku melihat namannya untuk mengeceknya kembali , dan itu bukan mimpi nama yang tertera disana adalah " Elvina "
"hei -- I , ada apa ? , apa ia kekasihmu?"
Aku menggeleng dan menutup mulutku untuk tidak berteriak , jadi ini firasat yang aku rasakan dari tadi , kenapa sakit saat melihatnya terbaring disini , aku merindukan suarannya meneriakkan kesal namaku
" dia adalah orang yang berharga bagiku "
" maaf kan aku , aku tak sengaja "
" tak apa , bukan salahmu ini takdir dan sebuah kecelakaan "
Setelah itu aku keluar dan disusul dengan Gavin
"aku akan ke kantor kau pulang lah , istirahat besok baru kuliah "
Saat hendak pergi ia meneriaki namaku
" kau yakin tak apa ? "
" hm " aku tersenyum lalu pergi
Setelah lima bulan kemudian , aku mulai terbiasa dengan urusan urusan kantor , menyiapkan berkas , meeting dan lain lain , kakak ku sudah menikah  dua bulan  yang lalu ia dan suaminnya tinggal dirumah , dan Elvina , dia belum sadar hingga saat ini aku sering mengunjunginya bahkan sekarang aku sudah dekat dengan keluarganya
" malam , aku datang lagi kau tak bosan menutup matamu? , ayo bukalah kau tak ingin melihat aku sebagai JM ? aku akan membawamu ke jepang jika kau bangun "
" hei kau tahu , sekarang aku seperti orang yang bodoh berbicara sendiri "
" ayolah bangun "
" ada banyak hal yang aku ingin ceritakan padamu "
" kau tak ingin medengarnya?"
Itulah percakapan ku sendiri saat diruangan icu , dia belum mengalami perubahan , masih sama seperti keadaan semula , kata dokter persen kehidupannya kecil sekali , sedih ? sudah pasti kecewa ? tidak karena aku tau ini adalah takdir Tuhan , tak lama ia akan meninggalkan kuÂ
Setelah dari rumah sakit aku bergegas untuk  pulang kerumah
" dari mana saja ? " sambut kakaku dengan nada tak sukannya  saat aku membuka pintu
" aku baru saja mengunjunginya "
" apa kau tidak bosan ? mengunjunginya tiap hari ? bukan kan itu berlebihan?! Kenapa kau tidak fokus bekerja saja ! kami masih membutuhkan uang untuk kelangsungan hidup kita !"
" karena dia sangat berharga bagiku!! , jika kau tak suka maka diamlah !! jangan urusi urusanku ! jadi kau tak usah mengatur ngatur hidupku , aturlah dirimu sendiri dan suamimu yang malas itu !! bawalah ia untuk mencari pekerjaan untuk melangsungkan kehidupanmu !! "
" jadi kau mengusirku ?!"
" hah... maafkan aku kak , aku terlalu lelah hari ini , sekali lagi maafkan aku " ya , aku menyesal apa yang aku lakukan pada kakak tadi  dan aku langsung bergegas ke lantai dua dan membersihkan diri
Keesokan paginya aku bersiap untuk mengunjunginya lagi , ntah mengapa hari ini aku sangat ingin menemuinya , bahkan saat dijalanpun perasaan gelisah selalu menghantui ku
Saat aku sampai di rumah sakit dan memasuki ruangna ICU aku tak melihat sosok gadis itu , apa ia sudah sadar ? atau ia dipindahkan ke rawat inap ? lalu aku tersenyum dan berlari menuju tempat resepsionis dengan tak sabar
Namun dugaan ku salah sekarang aku ada di ruangan "rumah duka" , ya dia meninggalkanku selama lamanya , lucu bukan ? orang orang yang selalu peduli padaku telah Tuhan Ambil semua
Seketika aku tak merasakan kaki ku , aku terjatuh kebawah dengan pandangan yang kosong dan masih bingung dengan keaadaan sekitar , dan tak terasa cairan bening itu keluar melewati mataku aku masih tak percaya ia pergi
********** 1 tahun kemudian ********
" Delvin bisakah kau mewakili meeting di Jepang lusa nanti ?"
" ahh, baik paman nanti ku usahakan akan kesana"
" baik paman percayakan semua padamu , semoga saja kerjasama kita akan berjalan dengan lancar"
" aamiin , yasudah paman aku akan pulang dulu , kakak sudah menungguku"
" ya , hati hati "
Setelah itu aku berpamitan dan langsung pulang ke rumah , dijalan aku memikirkan kepergianku nanti ke jepang , aku jadi mengingat gadis itu yang menginginkan sekali ke negara sakura itu , aku tersenyum mengingat wajah antusiasnya saat mendengar nama negara sakura itu
"hahhhhh jika saja kau masih disini , sudah kupastikan besok kau akan menginjakan kakimu di negara impianmu "
Tak terasa sekarang aku sudah memasuki area parkiran rumah , dan aku bergegas turun dari mobil
"assalammualaikum "
"waalaikumsalam" jawab kakak ku
" kak ini barangnya " ujarku dan memberikan sebuah kantung plastik
" Taruh di meja "
"Delvin , bisa berikan aku uang sebesar 200.000.000 ?"
" Banyak sekali kak , untuk apa?"
" Kau tau kan suamiku sedang membangun bisnis?"
" Tapi kan kak , bukankah bulan kemarin sudah ku transfer 100 juta?"
" Tinggal transfer lagi apa susahnya sih?!"
" Bukan seperti itu kak , keuangan di kantor pun masih belum pulih dan kau teru terusan minta modal untuk usaha , berikan aku waktu dulu untuk memperbaiki keuangan kantor "
" Bilang saja kau tidak mau meminjamkan uang pada kami "
" Buk-- "
" Ternyata ibu tidak salah ya mengangkat Gavin sebagai anaknya , ia penurut dan pasti akan meminjamkan aku uang , tidak seperti dirimu yang pelit "
" Baik , berapa yang kakak butuh kan?"
" 200 juta saja "
" Baik besok akan aku transfer "
Setelah perdebatan kecil kami aku kelantai dua untuk mengistirahatkan diri , saat ditangga aku berpapasan dengan suami kakak
" Kak , apa usaha kakak lancar? "
" Tidak , aku kena tipu "
" Kenapa bisa ?"
" Bisa tidak sih kau tidak banyak bertanya , saya sedang pusing jangan ganggu saya dulu "
Setelah itu ia pergi melewatiku dan turun kebawah , sebenarnya aku sempat mencurigainya karena akhir akhir ini ia sering pulang malam dan dalam keadaan bau alkohol , namun segera kusingkirkan pikiran kotor itu dan melanjutkan langkah ku menuju kamar
Keesokan harinya aku bersiap siap agak pagi dan segera turun dari kamar dan hendak menuju ruang makan , saat sedang menuruni tangga aku melihat Gavin sedang kebingungan , lalu aku menghampirinya dan menepuk pundak kirinya
" Astaga "
" Santai bro , ada apa?"
" Kakak meminjam uangku lagi "
"Ha?"
"Untuk apa?"
"Perasaan Kemarin aku sudah mengirimkan uang "
" Entahlah , aku rasa suaminya lah yang merepotkan "
" Ck ,jangan seperti itu aku tidak mengajarkan mu untuk menjadi seorang yang selalu berprasangka buruk bro "
" Hanya firasat "
" Kak. , Boleh aku meminta uangnya padamu ? , Karena jika aku menunggu dia membangun bisnis tak jelasnya , mungkin bisa satu abad digantinya "
" Memang berapa yang Davina minta?"
" 20 jt "
" Nanti sore aku akan Transfer "
" Baik , terimakasih ka "
Setelah itu aku langsung bergegas ke kantor dan menyusun proposal untuk meeting nanti di Jepang , saat sedang menyusun proposal Paman datang dengan terburu buru hingga membanting pintu ruangan , dan saat itu juga aku langsung mengarahkan kepalaku kearah pintu
" Ada apa paman ?"
"KAU BILANG ADA APA?"
" BUKAN KAH KAU SUDAH TAHU BAHWA PERUSAHAAN INI SEDANG MENAGALAMI KRISIS EKONOMI? KENAPA DISINI PENGELUARANNYA BISA HINGGA 500 JT DALAM WAKTU DEKAT ! APA YANG KAU GUNAKAN DENGAN UANG UANG ITU !! "
" Begini , aku menggunakan uang itu untuk keperluan keluarga ku dan aku , tapi aku janji akan menggantikannya segera "
" KEBUTUHAN APA YANG MENGHABISKAN UANG 500 JT DALAM 2 BULAN DELVINN!!!!?"
" Maafkan aku , aku janji akan menstabilkannya kembali paman "
" Baik , tapi kau harus bisa melakukan kerjasama dengan clien kita di Jepang , saya tidak mau tahu , pokoknya harus bisa "
" Baik paman "
Setelah itu paman keluar dengan membanting pintu lagi , aku mengusap wajahku kasar dan membanting punggungku ke kursi , besok aku harus ke Jepang dan harus berhasil untuk kerjasama nya , jika tidak maka perusahaan ini akan bangkrut
Dengan segera aku langsung pulang ke rumah dan mempersiapkan segala sesuatunya hingga beres
" Kau sudah pulang ? " Sambut kakak ipar ku
" Hm " lalu aku menutup pintu dan langsung menuju lantai atas
" Kudengar kau akan ke Jepang untuk melakukan kerja sama bukan?"
Seketika aku menghentikan langkahku saat melihat kakak di depan mataku
" Iya , jadi aku harus bersiap siap "
" Jangan lupa bawakan oleh oleh untuk kami "
" Ya , baiklah nanti kubawakan "
Setelah itu dia turun kebawah dan aku ke atas , setibannya di kamar aku langsung duduk di tepi ranjang Dan mengusap wajahku kasar , apa tidak ada yang peduli padaku ? Bahkan saat aku akan ke Jepang kakak menannya kan oleh oleh , kenapa tidak " jaga dirimu baik baik disana " atau " jangan terlalu memaksakan diri " , " kau pasti bisa "
Sekarang tak ada lagi yang menyemangati ku , bahkan mendengarkan keluh kesalku juga tak ada , aku jadi merindukan ayah, ibu dan Elvina , dulu setidaknya ada Elvina yang selalu mendengarkan keluh kesalku , namun sekarang ia pergi , niat ku sebelum ke Jepang aku akan mengunjugi ayah ibu dan Elvina aku meminta restu mereka supaya urusanku disana dilancarkan dan dimudahkan , tidak mau berlarut dalam kesedihan , aku segera membangkitkan diri dan mempersiapkan keberangkatan ku ke Jepang ,
Beberapa menit kemudian Gavin datang mengetuk pintu kamarku
" Delvin.. kau didalam?"
" Ya , ada apa?"
" Bisa aku masuk? "
" Masuklah tak dikunci "
Sesudah dia masuk dia berdiri di sebelah kasurku dan memperhatikanku mempersiapkan baju baju yang akan aku bawa nanti
" Butuh bantuan? " Tawarnya
" Tak perlu , kau ada tugas kuliah bukan? Kerjakan saja "
" Bro ada yang harus aku omongkan padamu "
" Katakanlah "
" Aku ingin meminta maaf atas semuanya , bahkan tragedi kecelakaan itu "
" Sudah jangan dipikirkan , itu adalah sebuah takdir , jadi tak perlu dipikirkan "
" Dan juga atas semua biaya yang kau berikan , seharusnya aku yg bekerja dan kau kuliah "
" Sudah jalannya seperti ini tak perlu dipikirkan "
" Apa kau akan benar benar pergi besok? "
" Ya tentu "
" Jika seperti itu hati hati jaga dirimu baik baik bro " lalu dia mendekatkan dirinya padaku dan kami berpelukan ala ala kakak beradik
" Thanks "
Setelah itu ia keluar kamarku , aneh sekali tumben dia berkata seperti itu
Setelah menyelesaikan semuannya aku langsung bergegas tidur , Namaun saat hendak menutupkan mata pintu kamarku terbuka
" Delvin tidak makan malam dulu?"
" Tidak kak aku tidak lapar "
" Baiklah istirahat yang cukup "
" Baik "
Setelah pintu tertutup , aku langsung memejamkan mataku
Keesokan harinya saat menurunkan koper aku dibantu oleh kakak ipar ku dan kami sempat mengobrol ringan menunggu makanan tersaji dimeja makan begitu juga dengan Gavin dia masih setia duduk dan menyimak apa yang kami bicarakan
" Makanan sudah siap , mari kita makan bersama " ujar kakak ku
Ahh sudah lama sekali aku tak merasakan kehangatan seperti ini , tak ada keributan kecil dipagi hari , meja makan terisi penuh bahkan 3 kursi yang selalu kosong sekarang terisi semua , entah mengapa aku merasakan pagi ini begitu indah sekali bahkan kakak sangat cantik sekali pagi ini , dan kami berkumpul di meja makan bundar dengan tawa canda ringan yang kami lontar kan , aku merasa bahagia sekali pagi hari ini , setelah sarapan aku langsung bergegas ke kantor terlebih dahulu untuk menjemput kak Eri dan mengambil beberapa berkas ,
Setibannya dikantor aku langsung mengambil berkas tersebut dan langsung menuju ke bandara bersama kak Eri , whoaaa aku merasa hari ini begitu mudah sekali , tak ada halangan sama sekali bahkan jalanan yang biasannya macet tadi lega sekali bahkan kami lebih cepat 30 menit lebih awal
Setibannya di Jepang kami ber istirahat di salah satu hotel terdekat dengan tempat meeting dan mempersiapkan untuk esok hari
Keesokan harinya aku , kak Eri dan beberapa orang lagi , kami melakukan meeting , dengan clien kami
Dan dengan mudahnya mereka menyetujui kerja sama dengan perusahaan yang ayah bangun bahkan mereka mau untuk membantu memulihkan keuangan di kantor , aku sangat bersyukur hari ini begitu dipermudah dan lancar semua urusanku ,
Setelah meeting aku langsung menancapkan gas untuk menuju hotel setelah itu namun kak Eri mengajakku berkeliling osaka sebentar
Setelah berkeliling aku dan kak eri mampir di suatu restoran sushi
" Kerja bagus Delvin "
" Tidak kak, ini juga berkat dirimu "
" Tidak , kau yang hebat "
" Terimakasih kak "
Setelah itu kami makan bersama
" Setelah ini kau akan kemana ?"
" Aku ingin membelikan oleh oleh untuk kakak , kakak ipar dan Gavin "
" Mau ku temani ?"
" Tak usah kuyakin kau lelah  jadi biarkan aku sendiri saja "
" Baiklah "
Setelah itu aku naik taksi sedangkan kak Eri menggunakan mobil menuju hotel terlebih dahulu
Saat di toko oleh oleh aku melihat banyak barang yang menarik disana , bahkan aku bingung untuk memilihnya .
Saat sudah memilihnya aku ingin semua oleh oleh itu di bungkus dan diberi nama masing masing untuk kaka ku , kakak ipar dan Gavin
Saat memilih oleh oleh aku pulang ke hotel dan mengistirahatkan tubuhku untuk pulang besok
Keesokan harinya aku dan kak Eri segera bergegas untuk pulang . Sebelum perjalanan pulang kakak menelepon ku dan menanyakan keadaanku disana , saat itu aku merasa memiliki keluarga dan seseorang lagi , aku sangat senang dan bahagia bahkan aku tak sabar ingin pulang dan memberikan hadiah ini pada mereka
Setelah melalui perjalanan kurang lebih 3 jam akhirnya aku menginjakan kaki lagi di Indonesia , koperku dan hadiahnya aku titipkan pada kak Eri untuk di kirim ke rumah terlebih dahulu , karena aku akan mampir ke pemakaman ayah ibu dan Elvina  , dengan menggunakan bus
Diperjalanan aku merasa semua yang terjadi akhir akhir ini begitu mudah dan terasa enteng tak ada halangan , namun saat beberapa kemudian aku merasakan bus yang aku tumpangi membanting stir ke kiri , dengan kencang semua penumpang panik dan  berteriak histeris , dengan segera aku langsung pindah posisi dekat dengan supir bus karena biasannya situasi seperti ini supir akan mempertimbangkan keselamatannya dengan membantin stir kearah yang berlawanan agar ia tak terluka parah .
Saat bus terguling beberapa orang keluar dari bus termaksud supir bus itu
Tadinya aku hampir tak percaya bahwa aku masih bisa melihat dunia ini dengan jelas namun masih ada rasa pusing
Saat hendak menolong korban lain aku melihat seorang anak kecil menangis melihat ibunya terbaring lemah dan saat yang bersamaan diatas anak kecil tersebut terdapat kaca bus yang sudah retak dan akan jatuh , dengan reflek saat melihat kaca itu mulai jatuh aku berlari dan memeluk anak itu agar tak terluka ,
"PRANGGGG"
aku merasakan air mengalir di pelipis ku dan aku melihat anak itu menangis dalam pelukan ku
Setelah itu aku merasa hangat sekujur tubuhku  dan setelahnya aku ambruk seolah olah tubuhku tak mau mendengarkan responku , setelahnya aku merasa kedinginan
" Kenapa dingin sekali "
Dan aku merasa mengantuk sekali ingin sekali rasannya aku menutup mata
Setelah menetap mata , aku melihat terdapat uluran tangan padaku  , aku melihatnya dan menerima uluran tangan tersebut , lalu ia menarikku berdiri dan memeluk ku
" Ayah bangga padamu , telah menjadi laki laki yang kuat "
Aku mengingat suara itu , aku merindukannya
" Anak ibu yang satu ini memang hebat "
Lalu kurasakan ada yang mengelus puncuk kepala ku
" Whoaaa kau sudah menjadi laki laki hebattt KAU HEBAT SEKALI DELVINNN !!! "
setelah itu kami tertawa bersama setelah melihat reaksi menggemaskan dari wanita itu
" Mari ikut kami , kau sudah melaksanakan tugasmu di dunia "
" Hmm " aku mengangguk tersenyum
Setidaknya sekarang aku bisa berkumpul dengan mereka lagi . dan bisa melihat mereka tersenyumÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H