Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A devoted researcher with regards to foreign languages, memory, and cognitive function

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Santri Pendosa yang Mengajarkan Makna Kehidupan

25 Desember 2023   12:11 Diperbarui: 25 Desember 2023   15:14 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Janji, Tere Liye: ILustrasi|www.Freepik.com

Dukungan datang dari seluruh pedagang sekitar. Mereka tahu persis Bahar menyukai gadis itu.

Bahkan, mereka akan mempersiapkan lamaran bersama saling membantu. Kebaikan Bahar kini berpulang padanya. 

Lamaran itu dilakukan tepat malam itu. Eh, jawaban sang ayah berbalik haluan. TIDAK!

Seakan seperti halilintar, ayang sang Gadis cantik menolak lamaran Bahar. Alasannya satu, kerabat terdekat akan melamar anaknya. 

Sedangkan Bahar belum dikenal baik olehnya. Lagi-lagi, sang ayah tidak menginginkan kejadian buruk terulang lagi pada anaknya. 

Bahar tidak bisa berbuat banyak. Nasib tidak bisa dirubah. Namun dari itu, sebuah kejadian tak disangka terjadi. Seorang saudagar kaya meminta Bahar memperbaiki mobil tuanya.

Skil reparasi mobil dari penjara memang ajaib. Bahar berhasil menghidupkan mesin mobil yang lama membisu. 

Sebagai imbalan, Bahar mendapat hadiah mobil klasik dari saudagar sebagaimana janjinya.

Dikala mobil hadiah diantar ke alamat Bahar, betapa terkejutnya ia. Sebuah karung berisi emas batangan ditemukan saat membuka kap mesin mobil.

Kejujuran membimbingnya untuk segera mengembalikan uang itu ke saudagar. Sesuatu yang ajaib terjadi ketika ia tiba di rumah saudagar.

Sang calon mertua yang menolaknya sedang bercakap bersama saudagar. Siapa sangka, kejujuran Bahar membuka pintu hati yang keras. Hati seorang calon mertua kini terbuka lebar untuk Bahar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun