Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Langit Merah di Atas Cinta

29 Oktober 2024   07:58 Diperbarui: 29 Oktober 2024   08:17 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keesokan harinya, Rian pergi lagi, meninggalkan Melati dengan harapan dan kerinduan yang mendalam. Melati berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya dan hidupnya, tetapi rasa rindu terus menghantuinya. Ia sering menulis surat untuk Rian, meskipun tidak pernah mengirimkannya. Surat-surat itu menjadi tempatnya untuk menuangkan segala perasaan yang terpendam.

Waktu berlalu, dan Melati berhasil mencapai beberapa pencapaian dalam karirnya. Namun, di dalam hatinya, ia merasa kosong tanpa kehadiran Rian. Suatu malam, saat melihat langit berbintang, Melati menulis surat terakhir untuk Rian.

"Rian, aku berharap kamu baik-baik saja di mana pun kamu berada. Mungkin kita ditakdirkan untuk saling bertemu dan berpisah, tetapi cintaku padamu akan selalu ada. Jika suatu saat kita bertemu lagi, aku ingin kamu tahu bahwa aku sudah berusaha menjadi yang terbaik untuk diriku sendiri. Semoga kau juga demikian."

Melati menyimpan surat itu di dalam kotak kecil di kamarnya, menjadi pengingat bahwa cinta sejati tidak akan pernah pudar meskipun terpisah oleh waktu dan jarak.

Beberapa tahun kemudian, saat Melati sedang berada di kantor, ia menerima kabar bahwa Rian telah kembali ke Sinar. Hatinya berdebar-debar. Apakah ini kesempatan yang ia tunggu?

Ketika Melati bertemu Rian di sebuah acara pernikahan teman mereka, perasaannya campur aduk. Rian terlihat lebih matang dan sukses, tetapi tatapan matanya penuh keraguan.

"Melati!" seru Rian, memeluknya dengan hangat. "Aku merindukanmu."

"Aku juga, Rian. Senang melihatmu lagi," jawab Melati, berusaha menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.

Mereka berbincang, mengingat masa lalu, tetapi Melati merasakan ada sesuatu yang berbeda. Rian tampak terjebak dalam rutinitasnya, seolah menghindari untuk membahas perasaan mereka.

"Rian, apa kamu sudah mendapatkan tawaran kerja di luar negeri?" tanya Melati, berusaha untuk tidak terjebak dalam perasaan rindu.

"Ya, aku dapat tawaran yang bagus, tetapi aku sedang mempertimbangkan untuk menetap di sini," jawab Rian, tetapi nada suaranya tidak meyakinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun