Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Langit Merah di Atas Cinta

29 Oktober 2024   07:58 Diperbarui: 29 Oktober 2024   08:17 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa kamu," Rian menjawab dengan nada penuh ketegangan.

"Kalau kita saling mencintai, kita harus saling mendukung, bukan?" Melati tersenyum, meskipun air mata mengalir di pipinya. "Kita akan bertemu lagi. Cintaku tidak akan pernah pudar."

Akhirnya, Rian memutuskan untuk pergi. Melati merasa hancur, tetapi ia tahu keputusan itu adalah yang terbaik bagi Rian. Di hari keberangkatan Rian, Melati memberikan sebuah buku catatan kecil. "Tulislah semuanya di sini, ya? Ceritakan tentang pengalamanmu, dan aku akan membacanya setiap hari."

Rian tersenyum dan memeluk Melati erat. "Aku akan kembali, Melati. Dan saat aku kembali, aku ingin melihatmu sebagai seorang sarjana."

Setelah kepergian Rian, Melati merasa kesepian. Namun, ia bertekad untuk terus belajar dan mencapai impiannya. Ia belajar dengan giat, dan setelah berbulan-bulan berjuang, akhirnya ia berhasil lulus ujian masuk perguruan tinggi.

Hari itu adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Melati mengenakan toga, dan saat ia berdiri di atas panggung, ia tidak bisa tidak berpikir tentang Rian. Ia membayangkan senyum di wajah Rian saat melihatnya menerima ijazah.

Melati pun mulai menulis surat untuk Rian setiap minggu, menceritakan tentang kehidupannya, harapannya, dan perkembangan belajarnya. Rian juga membalas surat-suratnya, menceritakan tentang pengalaman barunya di luar negeri dan bagaimana ia terus berusaha untuk mencapai impiannya sebagai arsitek.

Waktu berlalu, dan Melati terus menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Ia mendapatkan banyak teman baru dan belajar banyak hal. Namun, Rian selalu menjadi tempat istimewa di hatinya. Ia tidak pernah melupakan janjinya untuk kembali dan mendukung Melati.

Setelah beberapa tahun, Rian akhirnya pulang ke Sinar. Ia berhasil menyelesaikan studinya dengan baik dan telah mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan arsitektur terkemuka. Hari kedatangan Rian pun ditunggu-tunggu oleh Melati. Ia mengenakan gaun terbaiknya dan merias wajahnya, ingin terlihat cantik di depan Rian.

Saat Rian keluar dari mobil, Melati merasa jantungnya berdebar kencang. Rian terlihat lebih dewasa, dengan penampilan yang lebih rapi. Ia langsung menghampiri Melati dan memeluknya erat. "Kamu terlihat menakjubkan, Melati!"

Melati tersenyum lebar. "Terima kasih, Rian. Aku sangat merindukanmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun