"Semoga," jawab Melati, merasakan harapan dan kerinduan menyelimuti hatinya.
Setelah kepergian Rian, Melati kembali fokus pada pekerjaannya dan hidupnya. Ia tahu bahwa cintanya pada Rian tidak akan pernah pudar. Setiap malam, ia menatap langit berbintang dan membayangkan Rian di sana, di tempat yang jauh, tetapi selalu berada di dalam hatinya.
Hari-hari berlalu, dan Melati semakin sukses di pekerjaannya. Ia mendapatkan penghargaan dan diakui sebagai salah satu pegawai terbaik di lembaganya. Meskipun demikian, Rian selalu menjadi kenangan terindah yang takkan pernah terlupakan.
Setelah beberapa tahun, Melati menerima kabar bahwa Rian akan pulang untuk merayakan kesuksesannya. Hatinya berbunga-bunga. Ia ingin memberikan kejutan untuk Rian, menunjukkan betapa ia telah tumbuh dan menjadi wanita yang mandiri.
Saat Rian tiba di Sinar, Melati menyiapkan sebuah pesta kecil untuknya. Ia ingin membuat Rian bangga. Di hari pesta, semua teman-teman mereka berkumpul untuk merayakan kedatangan Rian. Melati mengenakan gaun cantik dan merias wajahnya dengan indah.
"Melati, kamu luar biasa!" seru Rian saat melihatnya.
"Terima kasih, Rian. Aku senang kamu kembali," jawab Melati dengan senyuman tulus.
Pesta berlangsung meriah. Rian menceritakan perjalanan hidupnya di luar negeri, dan Melati membagikan pencapaian di pekerjaannya. Mereka tertawa dan berbagi cerita, seolah tidak ada yang berubah. Namun, saat pesta semakin meriah, Melati merasakan keraguan dalam diri Rian.
Setelah semua tamu pulang, Rian dan Melati duduk berdua di beranda. Rian terlihat berpikir keras. "Melati, ada yang ingin aku bicarakan."
"Apa itu?" tanya Melati, merasa deg-degan.
"Aku mendapatkan tawaran kerja yang lebih baik lagi di luar negeri," ucap Rian, menatap Melati.