Mohon tunggu...
Marfi Nasrullah
Marfi Nasrullah Mohon Tunggu... Lainnya - SIswa

dukung saya dengan membaca hasil karya saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

War is The Beginning of Life

21 November 2021   18:27 Diperbarui: 21 November 2021   18:36 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                Aku pun berdiri dan berucap terimakasih disertai hormat dengan sepenuh hormat sambil meratapinya dari belakang hingga tiba tiba air mataku menetes. Ntah apa. Namun, aku merasakan suatu rasa yang berbeda.

Pertempuran Laut Aru

Pertempuran di Laut Aru ini merupakan sebuah mandat dari presiden Soekarno untuk AD distrik ciburuy pimpinan Kolonel tjotko dan AL pimpinan Laksamana Yos Sudarso untuk membebaskan Papua Barat dari genggaman Netherland. Dalam pertempuran laut aru ini terdapat tiga kapal perang Republik Indonesia (KRI), yaitu KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau.

Aku, Laksamana Yos Sudarso dan Kolonel Tjotko berada di kapal yang sama, yaitu KRI MACAN tutul dengan pemimpinnya Laksamana Yos sudarso. Kapten Tjotko menyuruh prajurit AD untuk tetap tenang dan tak gentar terhadap siapapun musuhnya dan menyerukan untuk berdoa sebelum peperangan dimulai. Laksamana dan Kolonel  menyiapkan strategi agar bisa bermanuver dari  kapal belanda yang terkenal canggihnya seantero dunia.

"Tidung Tidung" suara Radar pendeteksi mendeteksi datangnya kapal milik Belanda itu  yang berjarak 3KM tanpa diketahui datangnya dari mana karena banyaknya kabut di sekeliling ini. Kami semua tersentak kaget dan lagi saat melihat kapal Belanda yang mustahil untuk dilawan. kapal patroli Hr. Ms. Eversten, itulah namanya.

Laksamana Yos berpikir bahwa ini tak akan kuat untuk dipaksakan, ia menyuruh 2 kapal yang lainnya untuk kembali balik ke pelabuhan AL. Kapten Tjotko diam membeku seolah semangatnya padam dan kata kata yang dilontarkannya pun bak sebuah api di dalam air.

Laksamana Yos Sudarso memerintahkan kapten tjotko dan anggota yang terpilihnya untuk kembali ke pelabuhan jua. Saat berada di kapal kapten tjotko mengiyakan. Namun, ketika sudah berada di perahu boat yang sudah agak lapuk dan kusang ia malah menyuruh Serda Ardi I made yang memegang kendali stir untuk mendekat ke arah kapal Hr. Ms. Eversten untuk melakukan pengintaian dan penyerangan secara frontal dengan beranggotakan hanya 8 orang.

"Tjotko apa yang kau lakukan, kembalilah. Kau membahayakan dirimu dan anggota mu. Tjotko" teriak Laksamana Yos dengan menggunakan megaphone

Hr. Ms. Eversten menembaki para kru kapal boat dengan menggunakan senapan mesin. Prada Wiro barentra di bagian kepala, Praka Uzman Uko di bagian area jantung, Serda Ardi I made di bagian ginjal, 2 kru lainnya melarikan diri dengan menceburkan diri ke dasar laut yang ntah bagaimana akan nasib nya.

Kapten tjotko benar benar sudah naik pitam akan hal ini, ia menembakan semua peluru yang tersisa untuk menembaki para kru kapal Hr. Ms. Eversten. Akan tetapi, itu semua sia sia terhadap kapal yang benar benar bukan tipe kaleng kaleng. Kapten tjotko bernasib na'as, ia tertembak dibagian hati. Ia lansung ambruk lalu berbisik padaku "P... Eu.. Pil...Pilihan a.. da.. ehm..di ta..gan mu" saat ak melihat kapten tjotko meninggal di depanku dengan keadaan na'as, aku lalu mengeluarkan semua rasa emosiku dengan menyelam kemudian aku pasangkan bom di bawah kapal Hr. Ms. Eversten dengan menyetel waktu 4,5 menit. Aku naik ke kapal Hr. Ms. Eversten dengan menghabisi para penjaga yang sudah menyambutku dengan dingin. Walau aku ditembaki dengan banyak peluru. Tapi, itu benar benar tak terasa karena emosiku yang sudah menyulut untuk membuatku kebal akan hal itu.

Saking banyaknya kru di dalam kapal Hr. Ms. Eversten yang menghadangku, hingga membuatku gagal untuk menghentikan serangan meriam, peluncur granat, dan tabung torpedo yang diluncurkan oleh kapal Hr. Ms. Eversten ke kri macan tutul yang menyebabkan runtuhnya kapal yang di pimpin Yos sudarso. aku yang melihat akan hal itu diam membisu tak berkutik. Namun, salah seorang serdadu belanda memukul bagian belakang kepalaku lalu melemparkanku ke laut. Aku yang saat itu akan pasrah teringat dengan Yos Sudarso yang telah memberiku sebuah pisau, Kapten Tjotko yang sudah menyelamatkanku dalam pertempuran Malv, dan kawan kawanku yang sudah berjuang bersamaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun