"Siap"
        Setelah mengatakan hal yang demikian, Ia pun memberikan sebuah hadiah kepadaku berupa pisau sangkur dan menyuruhku untuk menjaganya. Aku tersentak kaget dan bangga serta terharu. Betapa mulianya sifat beliau sebagai seorang ksatria yang rendah hati dan penyayang.
"Pisau yang kuberikan padamu hendaklah kamu jagai, pisau itu adalah benda pertama kali yang menemani saya saat masuk BKR di sektor laut ini." Titah Laksamana Madya Yos
"Lantas kenapa Bapak memberinya kepada saya?" jawab spontan
"aduh Maaf pak saya lancang bertanya" lanjut ku
"tidak usah se formal itu, tenang dan santai saja" jawab Laksamana Madya Yos
"hidup yang tak diperjuangkan tak akan pernah dimenangkan. Kalah dan menang dalam suatu pertandingan sudah biasa. Mereka yang menang adalah mereka yang berjuang maksimal dan mereka yang kalah juga tetap berjuang. Namun, kurang maksimal. Saya telah banyak melalui berbagai operasi pemberantasan disitengrasi bangsa dan memipin banyak kapal" sambung nya
"siap pak. Saya terkagum dengan sifat sikap dan kegigihan bapak" jawabku
"setiap orang itu hebat dan jenius jua memiliki talentanya masing-masing. Apa alasan mu ingin menjadi Prajurit?'' tanya laksamana
"siap ingin mengabdi pada NKRI, melindungi yang benar, menjaga keluarga, dan saya benar benar mencintai negara ini dan saya siap berkorban nyawa untuk itu (dengan noda yang tiba tiba tinggi dan mata yang penuh dengan ambisi)" jawabku
"Pisau yang  kuberikan tidak salah ku pilih untuk penggunanya (sambil berdiri dan menjauh)" ucap laksamana