Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menulis Naskah Drama Keroyokan Mengikat Rasa Kesatuan

4 Agustus 2021   15:57 Diperbarui: 4 Agustus 2021   17:44 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Semua telah sepakat dengan pembagian peran itu, akan tetapi kami mulai kelimpungan tatkala harus menentukan karakter tokoh, setting waktu dan tempat. Belum lagi ditambah masalah; siapa orang yang tepat untuk menulis keseluruhan naskah. Setelah ngalor-ngidul diskusi kelompok via WhatsApp grup, akhirnya kami sepakat, setiap orang harus membuat alur cerita drama per set, terkecuali salah seorang yang mengambil peran sebagai narator. Kebetulan, orang yang menjadi narator untuk mengawal proses performance drama kelompok kami yakni Kak Rully Kumala. Etdah, enak banget ya... Yang jadi narator. 

Kurang lebih dua jam, masing-masing kami berhasil menyelesaikan teks dialog drama secara keseluruhan. Setelah setiap set drama diunggah di grup, lantas ketua kelompok menghimpun semua set menjadi satu-kesatuan dan ditindaklanjuti dengan upaya pengoreksian. 

Proses menyunting naskah drama ini saya pikir penting untuk dilakukan, mengingat naskah drama ditulis secara keroyokan. Setidaknya, upaya pengoreksian ini akan memangkas ketidaksamaan dalam beberapa hal; alur pikir, menegaskan karakter tokoh, setting waktu dan tempat serta merajut kembali benang merah yang mungkin melenceng jauh dari topik pembicaraan.

Dua jam lebih sebelum kelompok kami benar-benar dipanggil untuk show up di permukaan grup Lorong Sunyi (red; nama grup seleksi calon penanggung jawab batch KMOI), akhirnya kami bersepakat untuk melakukan gladi resik terlebih dahulu. Gladi resik ini penting dilakukan, guna mencocokkan antara durasi yang dibutuhkan dan durasi waktu yang telah panitia tentukan. 

Masih jelas telintas dalam ingatan, tatkala itu latihan pertama kami menghabiskan waktu kurang lebih 40 menit. Selama 40 menit itu pula kami saling bertukar chat sesuai dengan peran yang kami mainkan. 

Di tengah-tengah latihan perdana itu, salah seorang teman sempat berputus asa, mengingat durasi itu telah melebihi batas waktu yang ditentukan. Mengetahui hal itu, kami bersikukuh merampungkan dialog drama sampai akhir. Meski pada akhirnya dialog drama via chat itu harus benar-benar tertanggalkan karena salat Magrib yang harus segera tertunaikan.

Satu jam kurang menuju tampil, keyakinan dan rasa percaya diri yang awalnya telah terbangun sempat goyah. Terlebih-lebih, latihan perdana itu tidak berakhir sesuai dengan keinginan. Sebagian orang mengusulkan untuk memangkas beberapa adegan dan ada pula yang mengoreksi di mana saja letak kesalahan. Sedangkan sang narator ngotot untuk melakukan gladi bersih sekali lagi. 

Namun sayang, usaha-usaha itu pupus tatkala azan Isya berkumandang. Sang narator sempat membentak keras dan ngeyel untuk melakukan gladi bersih sekali lagi, akan tetapi salah seorang yang bijak, berusaha meyakinkan bahwa kami akan mampu menampilkan drama yang terbaik dan mempersilakan untuk menunaikan salat Isya terlebih dahulu.

Dalam detik-detik yang genting kami sempat curi-curi kesempatan untuk latihan, namun sayang seribu sayang, baru saja berjalan dua percakapan, kelompok kami langsung dipersilakan untuk tampil. Ah, gaskeun. Tanpa pikir panjang, waktu itu kami berusaha mementaskan drama dengan bermodalkan tekad dan basmalah.

Supaya Anda tidak penasaran tentang bagaimana alur cerita drama yang telah kami pentaskan. Silakan baca naskah dialognya di bawah ini ya...

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun