Belakangan--setelah pementasan drama usai--tidak hanya rangkaian kalimat penegasan rasa lega yang menyeruak ke permukaan, melainkan lika-liku cerita menulis naskah drama dan kehidupan personal setiap anggota juga turut tertampilkan. Misalnya, ada beberapa anggota grup yang berterus-terang mengerjakan teks dialog drama disambi dengan; mengasuh anak, merawat keluarganya yang sedang sakit, mengerjakan pekerjaan profesi, mengerjakan tugas kuliah dan lain sebagainya.Â
Usut punya usut, pada akhirnya saya mulai menyadari bahwa dari delapan orang jumlah anggota kelompok 1, ternyata hanya dua oang saja yang belum berkeluarga. Selebihnya, adalah seorang bapak dan ibu rumah tangga yang berusaha keras meluangkan waktu demi menempa diri untuk lebih baik lagi. Utamanya dalam hal, berusaha memberikan secuil kontribusi literasi teruntuk perabdan negeri bumi pertiwi.
Akhir kata, saya pun harus mengakui bahwa diunggahnya naskah drama yang berjudul Pernikahan Terhalang PPKM ini bukan satu bentuk akuisisi atas jerih payah teman-teman seperjuangan yang terhimpun dalam grup Lorong Sunyi, melainkan hanya satu upaya untuk mendokumentasikan momentum perjuangan bersama dan menebarkan kebaikan semata kepada sesama. Semoga bermanfaat dan sedikit menyulut motivasi untuk istikamah dalam menggeluti dunia literasi.Â
Salam Literasi.
Tulungagung, 4 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H