Penghulu: "Sudah... Sudah... Mari kita ulang lagi. Kamu yang fokus, makanya. Awas ya... kalau salah lagi, nanti nikahnya ditunda sampai belut berbulu."
(Roni terhiyak seketika mendengar perkataan penghulu).
Tanpa jeda, penghulu kembali memulai akad, dan tibalah saatnya Roni mengucapkan qobul.
Roni: "Saya terima nikah dan kawinnya Ayunda Ningtyas binti bapak Samad dengan mas kawin seperangkat alat salat, uang Rp. 200.000,- dan emas batangan 50 gram dibayar tunai," ucap Roni dengan nafas satu kali tarikan.
"Sah, sah, sah," gema saksi dan keluarga kecilnya yang turut memeriahkan.Â
Beberapa saat kemudian, mempelai wanita keluar dari kamarnya dengan dituntun oleh Ibunya. Wajahnya yang jelita tampak sumringah. Pancaran kian kentara tatkala kedua matanya menatap tajam ke arah sang suami.
Sesampainya Ayu di samping sang suami, Roni. Penghulu menyuruh mereka untuk bersalaman, mengecup kening dan memegang kepala isteri untuk dido'akan. Meski sudah merasa plong, tangan Roni dan tubuhnya tetap masih kaku. Untuk bersalaman saja gemetaran. Sampai-sampai adegan itu berulang-ulang hingga 3 kali. Sementara tatkala hendak mencium kening Ayu, ia langsung saja menyosor. Ia lupa kalau wajahnya terhalang face Shield.Â
Yatno: "Ahhhh.... Buka dulu dong face Shieldnya woyy," seru keluarga yang kecewa dengan adegan romantis yang terskip.Â
Yatno: "Gitu saja, grogi, sini biar saya wakilkan," tukas salah seorang satpol PP yang sudah nikah dua kali.
Sekian drama pernikahan terhalang PPKM.Â
***