Bapak: Gimana? Kalau kamu setuju bilang sama calonmu juga, nanti Bapak yang mengurus segala sesuatunya. Undangan terpaksa kita potong lagi jumlahnya."
Ayu: Begini amat mau nikah. Ya sudah, Ayu telepon Mas Roni dulu ya Pak, Bu.
Ayu segera menelpon Roni dan memberitahu perihal pernikahan ala kadar yang akan mereka laksanakan satu minggu lagi. Roni pun ikhlas karena ia pun sebenarnya bersyukur sebab tidak punya banyak modal untuk menikahi kekasihnya ini.Â
******
Proses akad nikah akhirnya dilaksanakan di rumah mempelai wanita. Terhitung, hanya dihadiri 15 orang dari dua pihak keluarga ditambah dengan 1 orang dari Disdukcapil, 2 orang dari pihak KUA, 2 Linmas dan 5 orang satpol PP.
Dengan sedikit kikuk yang bercampur kecamuk grogi, mempelai pria duduk menghadap meja akad nikah yang akan digemakan hitungan jari.Â
Beberapa saat sebelum akad diucapkan, mempelai pria berusaha menenangkan diri.
Roni: Ya, Allah.... Lindungilah hamba dari godaan mantan yang berserakan. Yang mungkin saja datangnya mendadak dan banyak memburu makanan.Â
Roni pun mulai merapal doa kembali dengan penuh kekhusyukan. Setelah itu, dengan mendadak Roni mencengkram kuat tangan Bapaknya sambil membisik.
Roni: Pak, aku kebelet. Udah di ujung nih.Â
Bapak Roni: Wooohhh... Cah gemblong. Mau akad kok, masih keburu dagelan. Ya sudah, cepet sana.Â