"Tapi aku mencintainya Pak. Aku yakin Kang Indra juga." Â
Erni berusaha meyakinkan Bapaknya.
"Tapi kita harus tahu diri Nok." Intinya Bapak tidak setuju. Atau tepatnya tidak mau kamu nanti akan kecewa dan sakit hati karena ditolak keluarga Indra. Tapi itu tidak terucap di mulutnya. Â Â Â
***
Firasat Bapaknya tidak salah. Kabar tertariknya Indra kepada Nok Erni, si penari  sintren ayu itu, sampai juga kepada Pak Kuwu Gede, Kuwu tetangga Desa. Jelas Pak Kuwu menentang habis hubungan asmara anaknya dengan si penari sintren itu. Jelas, perbedaan derajat keluarga mereka bagaikan bumi dan langit.
Tidak mungkin...tidak mungkin...jangan sampai ini terjadi. Kata hati Pak Kuwu Gede di suatu malam.Indra ini adalah anak Kuwu Gede dan penerus tahta perkuwuan di desa ini. Mana mungkin beristrikan bekas sintren. Â
"Indra, Ayah ingin bicara." Dengan muka dilipat Pak Kuwu memanggil anaknya.
"Ayah dengar kamu berhubungan dengan si sintren centil itu?"
"Maksud Ayah?"
"Ya, ayah dengar dimana-mana masyarakat membicarakan hubungan kamu dengan si Erni."
"Oh itu maksudnya, kami hanya beteman kok Pak."