Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Si Penari Sintren

10 Oktober 2018   14:30 Diperbarui: 12 Oktober 2018   08:09 3921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: nuansasupranatural.blogspot.com

Ia bingung bukan kepalang. Ia tidak menyangka, Pak Kuwu Gede yang dalam pikirannya akan menolak cinta anaknya ternyata ia menyampaikan keinginannya untuk menjadikan Erni sebagai Istri keduanya. 

Ternyata diam-diam Pak Kuwu Gede juga tercuri hatinya oleh si penari sintren  yang dia bilang centil itu.  

Di dalam kamar Erni terus menangis. Ia tak menyangka kejadiannya akan serumit ini. Tengiang di telinganya nyanyian sintren.  

Kembang kilaras ditandur tengae alas

paman bibi aja maras

dalang SINTREN njaluk waras.

Ia seakan sedang menari  sintren yang dikendalikan oleh kekuatan luar. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menyerahkan segalanya kepada-Nya. 

Ia bisa saja lari bersama Kang Indra, lelaki impiannya itu. Tapi itu tidak dilakukannya. Meski demikian, ia bertekad  akan tetap perjuangkan cintanya.

Jakarta, 10 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun