Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Si Penari Sintren

10 Oktober 2018   14:30 Diperbarui: 12 Oktober 2018   08:09 3921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi aku mencintainya Pak. Aku yakin Kang Indra juga."  

Erni berusaha meyakinkan Bapaknya.

"Tapi kita harus tahu diri Nok." Intinya Bapak tidak setuju. Atau tepatnya tidak mau kamu nanti akan kecewa dan sakit hati karena ditolak keluarga Indra. Tapi itu tidak terucap di mulutnya.      

***

Firasat Bapaknya tidak salah. Kabar tertariknya Indra kepada Nok Erni, si penari  sintren ayu itu, sampai juga kepada Pak Kuwu Gede, Kuwu tetangga Desa. Jelas Pak Kuwu menentang habis hubungan asmara anaknya dengan si penari sintren itu. Jelas, perbedaan derajat keluarga mereka bagaikan bumi dan langit.

Tidak mungkin...tidak mungkin...jangan sampai ini terjadi. Kata hati Pak Kuwu Gede di suatu malam.Indra ini adalah anak Kuwu Gede dan penerus tahta perkuwuan di desa ini. Mana mungkin beristrikan bekas sintren.  

"Indra, Ayah ingin bicara." Dengan muka dilipat Pak Kuwu memanggil anaknya.

"Ayah dengar kamu berhubungan dengan si sintren centil itu?"

"Maksud Ayah?"

"Ya, ayah dengar dimana-mana masyarakat membicarakan hubungan kamu dengan si Erni."

"Oh itu maksudnya, kami hanya beteman kok Pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun