Gadis-gadis berpenampilan mencolok bergaya kerajaan terus menari mengelilingi ranggan yang di dalamnya ada penari sintrennya. Dayang-dayang itu, untuk beberapa saat mereka terus menari diiringi nyanyian dan musik.
Ketika ranggan itu bergetar, si dalang membuka ranggan itu. Apa yang terjadi? Di luar nalar, gadis yang tadinya diikat dan hanya berpakaian biasa berubah menjadi gadis dengan berpakaian bagus dan sudah berbedak, sudah bergincu dan sudah berkaca mata. Penampilannya seperti bidadari dari kayangan. Â
Perlahan, si sintren melenggak lenggokan tubuhnya, menari dengan gemulai. Seperti bukan dirinya, ia seperti kerasukan. Ia terus menari dan menari. Ketika ada penonton yang melempar uang mengena ke tubuhnya, ia langsung jatuh pingsan. Ia siuman kembali setelah ki dalang mengusap wajahnya dan membacakan mantra. Ia pun menari lagi sampai ada yang melempar uang lagi dan seterusnya sampai pertunjukan selesai. Â Â Â Â Â Â Â
Ketika pertunjukan usai. Si penari sintren ditutup lagi dengan ranggan. Tembang pun mengalun. Suara sinden seperti memelas. Tembang terus berulang seperti sedang membaca mantra yang penuh magi. Â
Kembang kilaras ditandur tengae alas
paman bibi aja maras
dalang SINTREN njaluk waras.
Sintren pun perlahan pulih kembali. Ia sadar kembali. Ia berpakaian seperti semula, sebelum ia berdandan. Pertunjukan pun tuntas. Warga kembali ke rumah masing-masing. Dalang, sintren, para penari, panjak, sinden dan para pendukung lainnya berkemas untuk beristirahat.
***
Nok Erni, demikian ia biasa dipanggil di keluarga dan lingkungannya. Ia berumur 15 tahun. Ia adalah penari sintren itu. Â Sejak umur 14 tahun ia diajak Ki Darsam, dalang sintren sekaligus pimpinan kelompok "Sintren Darsam". Ia mengajak Nok Erni bergabung dengan kelompoknya. Waktu itu, Erni masih kelas satu SMP. Sebenarnya Ki Darsam sudah mengajak Erni untuk bergabung dengan kelompok sintrennya sejak ia lulus SD karena kecantikan paras Erni. Namun orang tua Erni tidak mengizinkannya.
"Biarkan Erni sekolah dulu. Nanti kalau sudah lulus SMP, silahkan" Kata ayah Erni waktu itu kepada Ki Darsam. Â Â Â