Mohon tunggu...
Kharissa Widya Kresna
Kharissa Widya Kresna Mohon Tunggu... -

Suka bermain kata. Cuma itu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa tak Kau Katakan?

5 Juni 2012   06:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:23 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Tapi kau melukaiku dengan membuatku bertanya-tanya selama bertahun-tahun..' akhirnya aku terisak

aku memandang nanar pada Yulian. bagaimana bisa ini terjadi atas nama cinta?

'Aku tau. dan aku minta maaf. aku telah menikahi Iva... dan aku....'

'Cukup Yul!' potongku. aku menangis histeris.

'cukup sekali kuhabiskan waktu 10 tahun untuk mencintaimu. aku kuliah. meninggalkan tempat ini, mengejar pekerjaan. dan kembali kesini untuk menemuimu. Hanya untuk berkata padamu bahwa karena kamu-lah aku seperti ini. Bahwa untukmulah aku menunggu dan tidak berubah sama sekali. Dan sekarang?...'

Aku tak sanggup meneruskan kata-kataku. sedetik kemudian aku sadari telah berlari meninggalkan mereka.

***

Keesokan harinya aku melangkah perlahan kepintu rumah Yulian dan Iva, yang kudapat alamatnya dari temanku.

Aku membuka lipatan dan membaca surat yang kubawa untuk Yulian.

Biarkan Bunga Rumput itu Tetap Menari

Bunga rumput itu tertunduk lesu

Menari dialunan permainan sang waktu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun