Mohon tunggu...
Kharissa Widya Kresna
Kharissa Widya Kresna Mohon Tunggu... -

Suka bermain kata. Cuma itu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa tak Kau Katakan?

5 Juni 2012   06:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:23 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sendok makan yang dibawa ibu mendarat tepat di kepalaku

'Bocah kok kurang ajar.' Kata wanita yang kucintai itu. Aku meringis jahil kemudian berlari menghampiri bapak yang sudah siap diatas motor.

'Apaapaan? Ke sekolah pakai kaos kaki cuma semata kaki gitu? tinggikan!'

'Mangke mawon pak. Telat lho.' kataku sambil melompat ke jok belakang. dari kaca spion kulihat bapakku cemberut.

Ya.. begitulah bapak. disiplin sekali. Kadang aku jadi seperti pesakitan kalau bapak sedang menginspeksi penampilanku.

Sampai disekolah kulihat teman-teman sudah berjajar rapi didepan kelas dengan wajah tegang. Yaiyalah. ini Kenaikan kelas! Waktu dimana hampir 90% siswa disini berharap dapat menempati kursi di kelas IPA.

Aku termasuk yang beruntung karena berhasil menyabet salah satunya. Bisa ketebak lah.. Bapak terlihat sumringah ketika keluar dari kelasku.

'Bip Bip.'

One message received

Oh Tuhan.

Sender : Mas Yulian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun