Kupikir itu benar, bagaimana rasa itu, yang muncul untukmu, telah membunuh kemampuanku untuk mencintai pria lain selainmu. Bahkan aku memilih hidup menahan sakit dan kerinduan yang membara terhadapmu selama lebih dari 7 tahun daripada membuka hati untuk orang lain.
Aku mencintaimu sejak awal aku melihatmu di pagar pembatas sekolah, 9,5 tahun yang lalu.
dan bahkan ketika semuanya berakhir tanpa kutau apa penyebabnya aku measih menginginkan untuk terus mencintaimu dan hanya hidup denganmu.
merindukan segala yang kulalui bersamamu. dan setelah selama ini, semuanya masih mengingatkanku padamu. hari-hari yang kulalui begitu membunuh.. tapi aku masih hidup dengan nyawa yang terpincang karenamu..
Ah, Yulian.. dimana kamu sekarang?
Tetes airmata tak lagi bisa kubendung. aku segera meraih tasku dan mengaduk-aduk isinya untu mencari tissue. hampir saja kutemukan ketika aku melihat dua sosok menusia berjalan kearahku.
Aku menghentikan aktifitasku sementara dan mencoba menerka.
Siapa mereka? kelihatannya sama orang dewasa-nya sepertiku. Tapi apa yang mereka lakukan disini? apakah mereka guru baru disini?' pikirku.
Aku meloncat turun dari pagar pembatas yang menghadap kearah parkiran siswa.
dan berdiri memaku ketika menyadari siapa yang berada dihadapanku...
'Sedang apa kamu disini, Cha? duduk diatas sana kayak masih ABG aja.'