Tiongkok menuduh AS dan Barat terlalu mensensasionalkan peningkatan anggaran belanja militernya, namun media Barat juga melontarkan kecurigaannya bahwa Tiongkok memiliki "pengeluaran militer tersembunyi."
Laporan CNN mengklaim: "Meskipun pengeluaran pertahanan nasional Tiongkok lebih rendah dari negara-negara utama, jumlah yang dikeluarkan tidak mencakup banyak biaya terkait militer yang termasuk dalam anggaran negara lain."
"The Defense News" AS menuliskan: "Analis percaya bahwa pembelanjaan pertahanan yang dikeluarkan oleh Tiongkok tidak sepenuhnya akurat, karena sebagian besar proyek pembangunan peralatan pertahanan nasional belum terdaftar dalam pengeluaran militernya."
Namun ada sebagian ahli militer luar ada yang menanggapi keraguan ini, dengan menekankan bahwa pembelanjaan pertahanan nasional Tiongkok adalah obyektif dan transparan, tanpa "pengeluaran militer tersembunyi."
Dalam kenyataan, Tiongkok mulai berpartisipasi dalam Mekanisme Transparansi Militer PBB pada tahun 2007, dan telah menyerahkan kepada PBB data dasar untuk pengeluaran militernya pada tahun fiskal, dan juga telah direstorasi pada tahun yang sama pelaporannya atas impor tujuh jenis alusista utama konvensional. ke Daftar Senjata Konvensional Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations' Register of Conventional Arms).
Tiongkok mengklaim bahwa kekuatan militernya dan meningkatkan senjatanya untuk melindungi diri dan negaranya, yang menjadi garis pertahanan terakhir bagi keamanan nasionalnya.
Namun di sisi lain, bisakah kekuatan militer Tiongkok mengancam pihak lain? Secara alami, kekuatan militer Tiongkok memiliki kapasitas untuk menyerang ke mana pun di dunia, tetapi kekuatan semacam ini diklaim hanya untuk melindungi negaranya dari invasi oleh pihak lain.
Menurut realita memang Tiongkok adalah salah satu dari sedikit negara di dunia, atau bahkan satu-satunya yang secara terbuka berjanji bahwa negaranya tidak akan menjadi negara pertama yang menggunakan senjata nuklir. AS dan negara-negara lain yang memiliki senjata nuklir tidak pernah membuat janji semacam ini.
Namun para analis militer memperkirakan kekuatan militer Tiongkok akan terus tumbuh. Mengingat negaranya berpopulasi 1,4 miliar orang, dengan wilayah negaranya 9,6 juta kilometer persegi wilayah darat, dan lebih dari 3 juta kilometer persegi wilayah laut.
Dengan wilayah yang begitu besar, tentu saja Tiongkok merasa perlu memiliki militer yang kuat untuk melindungi dirinya sendiri, dan untuk mengirim tentaranya ke luar negeri untuk melindungi warga negaranya. Jadi dilihat dari perspektif ini, di satu sisi, pengeluaran militer Tiongkok jauh lebih rendah daripada pengeluaran militer AS, dan jika menghitung per kapita, mereka akan menjadi lebih rendah.
Tapi pengeluaran militer Tiongkok dalam rangka melindungi negaranya, di masa depan dengan kepentingan globalisasi negaranya, pengeluaran militernya pasti akan terus tumbuh dalam menyumbangkan militernya yang lebih besar untuk melindungi kepentingan rakyatnya.